Pertemuan yang lalu dengan kawan-kawan, menyadarkan gue akan suatu hal. Kawan-kawan gue punya semangat belajar yang baik. Mereka punya w...


Pertemuan yang lalu dengan kawan-kawan, menyadarkan gue akan suatu hal. Kawan-kawan gue punya semangat belajar yang baik. Mereka punya waktu masing-masing untuk belajar dan bermain. Jadi waktu yang digunakan tidak hanya tertuju pada belajar saja, namun tetap ada bermainnya. Setidaknya mereka sudah punya waktu tersendiri untuk belajar. Mereka juga pastinya punya kegiatan di luar perkuliahan. Namun tetap bisa dibilang masih mampu mengatur jadwalnya. Dari situ gue sedikit tersadar. Gue melihat beberapa dari mereka berjuang di kampusnya masing-masing, sedangkan gue sampe sekarang masih aja nyantai abis. Karna hal itu, gue jadi terinfluns untuk semangat belajar. Salah satunya lewat tutor yang gue jalani ini.

Pada postingan sebelumnya telah gue sebutkan bahwa gue sedang mengikuti program yang diadakan dari kampus gue sebagai persiapan UAS, yaitu tutorial. Tutorial yang gue dapet yaitu mata kuliah fisika. Namun kali ini gue mengikuti tutorial PM (Pengantar Matematika). Gue mengikuti tutorial PM ini sebagai langkah awal dari semangat belajar yang ingin gue tumbuh kembangkan. Soalnya kalo gue gak bergerak dari hari itu, mau kapan lagi gue bakal punya kemauan untuk menghilangkan rasa malas ini. Karna yang ngebantu kita nantinya adalah kemampuan kita sendiri. Jadi setidaknya gue harus menumbuh kembangkan rasa percaya diri gue agar tidak selalu bergantung dengan orang lain.

Gue berangkat bareng kedua temen gue. Yang pertama si bobi, manusia tinggi, suka eror, dan suka masuk dalam tumblr gue. Kedua ada si gagas, manusia gemuk yang berusaha kurus, koplak, dan suka narsis. Oke, kita kalo udah kumpul sering ngobrol gak jelas. Ada satu orang lagi namanya taufik, tapi dia gak ikutan tutorial. Tak mau menunggu lama, kita bertiga berangkat.

Kita masuk kelas tutorialnya si gagas. Gue disini sebagai penyusup. Soalnya tutorial yang gue dapet adalah fisika, bukannya PM. Tapi gak masalah. Asala kita gak buat rusuh atau mengganggu yang lainnya sih, ya gpp ikutan tutorial mana pun menurut gue. Tapi apadaya, kita bertiga sudah ngumpul, jadinya susah buat serius belajar (jadi ini intinya niat gak sih gue belajar).

Berbeda dengan tutorial fisika gue yang diajar oleh seorang dosen tua, disini kita diajar oleh asdos. Masih muda yang pasti. Sayangnya dia cowok (emang kenapa?) *gak penting*. Berbeda lagi dengan tutorial fisika gue yang di kasih kertas berisi soal-soal, disini soal ditulis di papan tulis dan jumlahnya kurang dari sepuluh soal. Memang terlihat lebih efektif seperti ini, karena apabila soal yang diberikan terlalu banyak, belum tentu semua soal akan habis dibahas. Nah kalo soalnya cuma dikit kayak gini, kemungkinan besar pasti semua soal bakal habis dibahas.

Asdos mulai nulis soal di papan tulis. Mahasiswa yang laen termasuk kedua temen gue, si bobi dan gagas pun ikut nyatet. Gue sendiri malah maen hp.

Bobi: kok gak nyatet fizh?
Gue: itu cuma soal bob, ngapain dicatet
Bobi: buset dah
Gue: *nyengir*

Asdos selesai nulis soal dan kemudian mulai berkeliling sambil memerintahkan para mahasiswa untuk mengerjakan sebisanya.

Gue: *nulis soal sambil pura-pura ngerjain*
Bobi: kok nulis soal fizh?
Gue: hari gini gak nulis soal bob? Parah abis
Bobi: buset dah
Gue: *nyengir kembali*

Asdos kembali lagi menuju papan tulis. Sang asdos mulai membahas soal yang barusan ia tulis. Satu per satu soal dibahas dengan santai. Disini terjadi perbedaan kecepatan dalam membahas soal saat tutorial PM dengan fisika. Di fisika pembahasannya super cepat. Ya itu mungkin dikarenakan soalnya yang tehitung lebih banyak. Sedangkan pada PM, pembahasannya sedikit lebih lambat dan santai. Itu dikarenakan memang soal yang diberikan lebih sedikit. Sementara asdos lagi ngebahas soal yang di papan tulis, gue malah becandaan bareng bobi dan gagas. Soal yang dibahas masih termasuk soal yang gue mengerti *gaya*, jadi kalo becandaan gak masalah bagi gue. Kalo udah gak gue ngerti baru gue memperhatikan. Untung gue ama bobi gak di usir karna rada berisik. Udah nyuusup malah ribut pula, ckckck...

Yah kalo udah ngumpul bertiga begini malah jadi banyak becandanya ketimbang memperhatikan. Gimana enggak, mereka itu orangnya kocak-kocak semua, ya jadinya begini. Tapi kalo serius, kami bisa juga kok. Tapi kalo kelamaan serius gak kuat juga, langsung eror seketika dan kemudian mulai ngaco lagi. Jadi intinya kita ini di tutorial mau becandaan atau menyerap pelajarannya? Yah intinya kami tetap mau menyerap apa saja yang diberikan saat tutorial tapi gak terlalu dibawa serius biar gak terlalu stres. Ya dibawa enjoy aja.

Setiap orang punya cara belajar masing-masing. Mau dia belajar sendiri, belajar ramean, atau belajar sambil denger musik, apapun itu yang penting kita bisa enjoy saat belajar dan yang penting apa yang kita pelajari itu bisa lancar masuk ke otak. Semoga dengan kegiatan ini bisa meningkatkan semangat gue untuk mencoba kembali belajar. Semoga dengan meningkatnya semangat belajar gue bisa meningkatkan pemahaman materinya.
Oke, bersemangatlah dalam segala hal dan capailah apapun yang kalian inginkan dengan penuh perjuangan agar menimbulkan kepuasan setelah melakukannya.

Berawal dari perintah sang ayah yang menyuruh gue untuk mendatangi kantor pusatnya di jakarta. Beliau mengirimkan sebuah barang untuk gue. H...

Berawal dari perintah sang ayah yang menyuruh gue untuk mendatangi kantor pusatnya di jakarta. Beliau mengirimkan sebuah barang untuk gue. Hal itu yang membuat gue berkunjung ke jakarta pada hari minggunya, setelah hari sabtu yang lalu gue pergi ke monas, sekarang gue ke kantor ayah. Yap, ini memang benar-benar sebuah perjalanan yang menarik. Dan lagi si jaro dan rani gue sms untuk menanyakan cara untuk sampai ke sana. Yaitu kantor BPKP pusat.


Jaro kembali gue ajak dalam perjalanan kali ini. Dia kembali menjadi navigasi utama selama perjalanan ini. Kita berangkat naek busway lagi. Untungnya tidak seperti hari sebelumnya yang bikin bete perjalanan, kali ini busnya gak penuh sesak dan juga gak lama nunggunya. Fuuhh.. Secercah cahaya seakan menyinari lajur busway yang kami lewati sangking lancarnya. Tanpa kendala gue nyampe di tempat tujuan.

Setibanya disana, gue janjian ketemuan dengan orang yang dititipi barang oleh ayah gue. Sempat dicurigai oleh satpam, kami pun mengklarifikasikannya. (Maaf pak, kami bukan mahasiswa labil pelaku bom bunuh diri. Pikiran kami gak sampai sejauh itu. Kami dua anak imut ini hanya ingin bertemu dengan seseorang saja). Menunggu beberapa lama, orang yang ditunggu pun datang. Namanya pak triman. Beliau temen ayah gue yang sempet mampir ke bangka dan berhasil jadi orang yang dititipi barang oleh ayah gue. Barang sudah di tangan. Gue kembali melanjutkan perjalanan. Sedikit bertanya dengan pak triman tentang cara untuk beranjak dari tempat itu. Karna gue dan jaro sama-sama gak tau kalo tidak menggunakan busway. Naek busway lebih mahal dari naek metromini, jadi kami lebih memilih untuk mendapatkan alternatif yang murah, hanya itu saja alasannya (maklum mahasiswa). Pak triman menunjukkan arah ke tempat tujuan kami. Oke kami berdua meneruskan perjalanan.

Tujuan selanjutnya adalah gramedia matraman. Jaro yang entah kena penyakit apa jadi ikutan ukm futsal, nyari pelindung kaki (gue lupa namanya apaan) disana. Gue sih nemenin aja sekalian baca buku gratis. Sayangnya buku-buku yang terhampar disana masih banyak yang tertutup bungkusan plastik. Belum ada yang menjamahi mereka. Melepaskan kulit itu dari tubuhnya *bahasa gue kok jadi kayak gini*. Yah pokoknya gak seru dah kalo banyakan buku yang belom terbuka bungkusan plastiknya. Gak bisa baca gratis.

Perjalanan belom selesai hanya sampai di gramedia saja. Kita berdua melanjutkan perjalanan ke tempat kawan-kawan gue yg di STIS bersemayam. Paginya kami emang udah berencana ke sana. Jadi udah nanya dulu ke sipe dan muklis bagaimana cara untuk kesana. Navigasi gue sekarang berubah.

Berbekal petunjuk sipe dan muklis, gue dan jaro berangkat menuju STIS di daerah kampung melayu. Lagi-lagi jalan cahaya bersemayam sepanjang perjalanan kami. Kalo lancar itu emang asik dah. Sampe di halte bidara cina seperti yang telah diberitahukan oleh sipe dan muklis, gue dan jaro berjalan ke luar halte. Dari atas jembatan terlihatlah sesosok mahluk yang terlihat familiar. Tinggi. Sedikit hitam. Tompel yang masih bersemayam di bawah matanya. Jaket hijau kebanggaan. Yak, si muklis sedang melintas di sebrang jalan. Jaro sontak teriak memanggil namanya, namun terhiraukan olehnya. Gue gak mau kalah. Gue pun ikut teriak manggil si muklis. Oke kita jadi kayak orang megap-megap manggilin si muklis karna gak nyangka bakal ketemu disitu. Si muklis pun negok. Dan yak, kita sudah berada di tempat tujuan kami.

Muklis nganterin kita ke kost-an dian dan suci. Jalan sambil ngobrol-ngobrol kecil. Gak ada yang berubah dari si muklis. Sama seperti dulu. Masih kocak. Masih suka ngehina orang (dalam konteks bercanda). Tompelnya pun masih tetap bersemayam diwajahnya.
Jalan yang kami lalui sedikit berliku. Bikin pening gue aja. Sampe di sana, dian dan suci belom hadir. Pintu kost-annya masih tertutup rapat. Beberapa saat kemudian, datanglah suci mereka berdua. Dian gak berubah, masih gemuk *loh*. Dan untungnya kalimat penagihan uang kas udah gak muncul lagi dari mulutnya *bersyukur*. Suci jadi nampak gemukan. Gue gak ngerti kenapa. Mungkin karna efek kerudungnya. Atau mungkin mata gue yang rada-rada. Yah whatever lah, yang penting gue udah ketemu mereka lagi. Kita masuk kost-annya dian dan suci, sambil menunggu seorang lagi, yaitu sipe. Dia lagi ada urusan jadi datengnya telat.

Sipe datang. Kita semua udah berkumpul di kost-annya dian dan suci. Gue dan muklis langsung berinisiatip nulis di whatsapp perihal ngumpulnya kami ini.
Oknum-oknum terkait pun munculbergantian.

Mendapat balasan pesan dari rani lewat whatsapp seperti itu, kami langsung mengajaknya. Bukan gak mau ngajak rani, tapi orang tuanya sedang berada disana. Jadi kita gak enak mengganggu suasana kekeluargaannya *asik*. Kalo si fania berada di depok yang tempatnya lumayan jauh dari kampung melayu. Dia juga lagi jalan-jalan ke margo, yasudah.

Rencana selanjutnya yaitu kami bakal ke bioskop nonton 5 cm. Ini yang gue tunggu-tunggu. Sebelumnya gue udah ngerencanain nonton bareng 5 cm ini bareng kawan-kawan gue dari IPB, sayangnya batal. Jadi kali ini rencana gue berhasil.

Gue, jaro, muklis, dian, suci, sipe, rani, dan satu lagi tambahan orang yaitu arif berangkat ke mall di kalibata (gue gak inget namanya). Kita berangkat naek angkot. Dan kenapa harganya harus tiga ribu, seharusnya dua ribu, pikirkan kalau kami ini mahasiswa dong bang (itu jauh fizh, gak tau diri).
Oke maaf naluri mahasiswa gue keluar setiap saat. Kita sampai disana, kemudian lansung mesen tiket. Beruntungnya dapet. Gue kira masih seperti saat tampil premierenya dimana tiketnya udah sold out semua.
Sambil nunggu, kita makan dulu di sebuah tempat makan (inisial : kfc).

Puas makan, kita langsung masuk theater. Duduk di barisan tengah cukup lega dan pas menurut gue. Kita gak musti mendengak ke atas. Pandangan kita hanya lurus ke depan saja. Fuuh, posisi yang nyaman. Kenyamanan yang hampir membuat gue tidur ini hampir disirnakan oleh seseorang yang datng tiba-tiba menyatakan tempat yang sedang gue duduki adalah tempatnya. Gue bingung kenapa dengan orang ini, jelas tertulis di tiket yang gue punya sesuai dengan nomer kursi gue. Masih aja ngotot menganggap itu tempatnya. Setelah beberapa saat dia tersadar kalo itu bukan tempatnya.

"untung gak sampe ngajak berantem" ujar gue ke arif. "dia belom tau anak bogor" sambung gue. Keren yak. Kata-kata gue udah kayak orang sangar, hahaha...

Film mulai. Gue menikmatinya. Sengaja gak ngobrol dengan temen yang laen biar lebih hikmat. Gue penasaran antar film dengan novel yang udah gue baca, apakah sama menariknya. Di sela-sela putaran film, gue langsung teringat untuk sms seseorang yang pengen nonton film ini. Gue langsung sms dia dengan sengaja untuk membuat iri, hohoho *jahat*

Dari yang gue lihat dari film ini sih bisa dibilang bagus. Secara keseluruhan gak jauh beda dengan yang ada di novel. Penyuguhan penampakan alam indah Indonesia pun apik. Para penonton dapat menikmati indahnya tempat-tempat yang dilalui oleh para tokoh selama perjalanannya. Bagian pendakian terakhir dan malam pernyataan isi hati menjadi salah satu scene favorit gue *asik. Musik pengiring dari band nidji pun gue rasa pas mengisi sepanjang film ini. Ada yang sedikit mengganjel saat menonton film ini. Gue rasa dialog antar tokoh gak begitu terasa mengalir. Temen gue juga sempet mengungkapkannya. Dia bilang kalo percakapannya tuh rada kaku. Dan lagi ada sedikit perubahan cerita. Seperti saat pertemuan di stasiun dimana pada film diceritakan adanya pengejaran kereta oleh salah satu tokoh yang berperan sebagai Ian. Juga pada akhir cerita dimana tokoh genta dan arinda yang belom mempunyai pasangan masing-masing. Disitulah letak perbedaannya. Namun secara keseluruhan gue puas nonton film ini.

Selesai dari nonton film masih ada acara lagi sebenernya. Kita mau karaokean. Tapi gue pulang duluan karena masih ada urusan. Gue harus membawa barang titipan tadi yang gue ambil dari pak triman untuk di bawa ke rumah saudara gue.

Perjalanan gue belom berhenti sampai disitu. Gue masih melanjutkan perjalanan. Namun gue senang perjalanan gue diiringi oleh teman-teman gue. Perjalanan gue jadi tidak terasa jenuh. Perjalanan gue jadi lebih mengasyikkan. Perjalanan-perjalanan seperti inilah yang emang gue sukai.

Oke, terima kasih kawan atas "perjalanannya".  

Gue paling suka jalan-jalan. Kemanapun itu yang penting gue bisa melihat tempat baru atau paling enggak bisa ngelepas penat gue lah. Nah, u...

Gue paling suka jalan-jalan. Kemanapun itu yang penting gue bisa melihat tempat baru atau paling enggak bisa ngelepas penat gue lah. Nah, udah dari lama kelompok fisika gue ngerencanain untuk jalan-jalan. Tapi barulah hari sabtu yang lalu kesampean juga untuk melaksanakan rencana kami. Yak tujuan kami adalah Monumen Nasional (Monas) yang ada di Jakarta. Kenapa kami memilih tempat ini? Sepertinya kalo gue memberi alasannya bisa membuka aib orang lain. Jadi mari kita jadikan alasan "refreshing sebelum UAS" sebagai penggantinya.

Rencananya kami berangkat jam 11, karena salah satu dari temen gue yaitu anis, dia masih ada jadwal kuliah. Jadi sebagai teman yang baik, kita nungguin dia. Pagi sebelum berangkat, ada acara olimpiade asrama. Gue kebagian dokumentasiin. Karna kamera hasil pinjeman alhasil malah lebih banyak foto anak lorong sendiri *gagal profesional*. Abis dari ngedokumentasiin kegiatan itu, gue pergi ke sebuah tempat yang menjual boneka-boneka khas yang bernama boneka horta. Kakak gue pengen nitip boneka ini, jadinya gue survei dulu barangnya. Jadi bisa tau bentuk dan harga dari barang tersebut.

Gue menunggu ditempat kumpul. Seperti biasa, kalo masalah kumpul-kumpul begini pasti hal-hal yang berhubungan dengan pengaretan waktu pasti terjadi. Dan bener, gue udah nunggu lumayan lama, baru temen-temen gue, si anis dan titin baru pada dateng (padahal karna gak ada kegiata, kalo ada kegiatan mah ngaret juga). Kita langsung berangkat ke Monas.

Di antara kita bertiga, tidak satu pun mahluk yang mengetahui jalan menuju kesana. Kita hebat. Terlalu hebat. Oke, sebagai cowok, gue gak boleh terlihat gak tau jalan. Gue harus terlihat seolah-olah mengetahui jalan, agar kedua temen gue ini gak khawatir akan keselamatan hidup mereka. Untuk itu, gue kirim pesan ke temen gue, si jaro. Tapi dia gak bales-bales. Gue coba kirim pesan ke temen yang laen, si rani, juga gak bales. Oke gue harus tetep stay cool. Selama ada mulut yang mampu bicara, jadi tak mengapa. Namun ditengah keraguan gue si jaro akhirnya ngebales pesan dari gue. Dia nunjukin jalan. Gue masih bingung. Jadilah gue ngajak si jaro bareng kelompok fisika gue ke monas. Kita berempat berangkat bersama. Si jaro sebagai navigasi utama kita. Berangkat!!!

Tak lama dari itu ternyata si rani juga membalas pesan dari gue *akhirnya*. Karna ada si jaro, gue jadi ngajak si rani ikutan juga ke monas. Namun ternyata dia udah ada rencana lain, yaitu ngasih surprise ke jaro. Berhubung si jaro lagi gue bawa kabur, rani dkk jadi harus ikutan ke monas juga. Maaf ya kawan-kawan, hoho....

Oke balik lagi ke perjalanan. Gue paling bete saat nunggu busway. Setdah lama banget. Udah gitu setuap mau naek penuh. Bener-bener dah. Mending gue naek krl. Jadi kalo penuh masih bisa diatas. Seandainya busway kayak gitu, pasti banyak yang bergelantungan diatas. Yak udah ngelantur jauh, balik lagi. Jadi gue sebel banget nunggu busway yang lamanya gak nyantai abis. Untung sampe juga di stasiun gambir yang terletak di samping tugu monas.

Disini gue mulai ketawa-ketawa gak jelas bersama kedua temen gue si anis dan titin. Jaro mungkin bingung dengan tingkah 3 anak yang menetap di bogor ini jadi gila. Sebenernya itu karena sosok mahluk yang berada di sebrang kami. Mahluk berkulit putih, tinggi dan berambut pirang. Temen gue pengen banget bertemu dengan mahluk tersebut. Makanya ini merupakan momen terindah baginya, haha... (oke kalian gak perlu ngerti yang ini, bagi yang gak ngerti skip aja, bagi yang ngerti anda hebat)

Oke kita masuk monas. Langkah kami beriringan. Temen gue senengnya bukan main. Dia langsung nyanyi a thousand year dari christina perri. Petikan liriknya sepertinya pas banget dah.

....Watching you stand alone....
(sambil menatap monas yang berdiri tegak)

....one step closer.....
(sambil melangkah mendekati monas)

Dramatis sekali. Untung kegirangannya tidak terlalu berlebihan. Siapa tau dia tiba-tiba gegulingan di jalan, gigitin semak-semak yang ada di sekitar atau malah ngejilatin tuh monas. Oke imajinasi gue mulai ngaco. Saat itu kita menikmati indahnya monas di bawah terik mentari yang sadis abis. Hampir kaos gue jadi kayak rendeman cucian.

Rani yang sedari tadi mengirim pesan ke gue untuk mengetahui dimana posisi si jaro berada akan mulai melakukan aksinya. Gue ngajak ngobrol jaro terus biar dia gak terlalu memperhatikan sekeliling. Di sepersekian waktu itu, munculah rani dkk memberi surprise kepada jaro. Yea gue seneng ada kuenya *loh*. Jaro sebelumnya gak sadar bakal di kasih surprise begini. Namun dia mungkin mulai resah saat ngeliat gue sms-an mulu. Padahal gak cuma rani yang sms gue. Asik (padahal operator yang sms *sial*).

Kue ultah pun mulai dibagikan. Gue stay cool aja nunggu dikasih, biasanya gue langsung menggerayangi tuh kue dengan brutal. Dan seperti biasa, kalo acara beginian pasti tidak terlewatkan acara foto-foto. Oke rambut gue udah rada panjang. Jadi berkibar-kibar saat angin menerpa. Gue jadi mirip abang-abang alay. Ohh....

Kue udah abis. Perut masih laper *rakus*. Inilah saat yang tepat untuk ditraktir. Karena jaro itu baik sekali *tumben gue muji*, dia nraktir kami makan. Dia tau kebiasaan mahasiswa, yaitu mencari orang-orang yg ultah biar dapet makan gratis. Puas di traktrir, jaro, rani dkk pulang ke asalnya. Gue bersama anis dan titin masih tetep di monas, nungguin temen kita satu lagi si fachri yang sedari tadi belom terlihat kehadirannya.

Sekian lama menunggu, akhirnya temen gue si fachri dateng juga. Dengan celana pendek dan kaos bola, dia melangkah menghampiri kami. Angin berhembus yang menerpa rambut panjangnya seakan menyambut kedatangannya. Oke si fachri akhirnya datang juga. Kita melanjutkan acara foto-foto yang sempat tertunda. Ngobrol-ngobrol dan bercanda. Juga menyantap kerak telor yang mahalnya gak nyantai banget.

Oke mungkin hari itu terasa menyebalkan selama perjalanan. Mungkin hari itu terasa mengejutkan oleh perayaan ultah. Mungkin hari itu menjadi momen indah atas pencapaian yang diinginkan. Tapi yang gue rasa, hari itu indah, berkumpul bersama kawan, bercerita dan sebagiannya di bawah langit jakarta, namun tanpa kehadiran sang bintang.

Minggu ini gue kembali pergi ke rumah sodara. Sebelumnya gue galau antara mau pulang atau enggak. Soalnya kereta yang biasanya menem...


Minggu ini gue kembali pergi ke rumah sodara. Sebelumnya gue galau antara mau pulang atau enggak. Soalnya kereta yang biasanya menemani perjalanan gue sedang mengalami masalah setelah kejadian longsor. Jadi kereta dari bogor di non-aktifkan sementara, sehingga kalo mau pergi ke jakarta gue musti naek dari stasiun bojong gede. Setelah ada barengan temen yang mau pulang juga, gue putuskan untuk pulang ke rumah sodara.

Gue gak tau gimana caranya untuk sampai ke stasiun bojong gede. Temen gue, si rezky,  yang juga pulang ini udah tau cara menuju kesana. So, dia jadi navigasi utama gue untuk menuju ke stasiun bojong gede. Kita berangkat jam 4 sore.

Perjalanan ke stasiun bojong gede ternyata jauh juga *baru sadar*. Jalannya berliku-liku dan juga sempit. Yang gue gak habis pikir tuh angkutannya, masa' kita harus bayar ongkos sebesar empat ribu rupiah, setdah mahal amat. (itu jauh hafizh!!!) *gak tau diri*

Sampe dirumah sodara udah sekitar magrib. Gue sampe tapi sodara gue sedang dalam kondisi ingin pergi keluar. Ternyata sodara gue mau pergi ke senayan, katanya ada acara konser gitu, ada band terkenal dan MURAH. Yak murah. Kenapa gue bilang murah, karna cukup hanya mengeluarkan kocek sebesar dua puluh ribu rupiah, kita udah bisa masuk. Yea, gue serta merta ikutan pastinya. Kapan lagi bisa nonton konser murah #mahasiswa. Setelah gue makan malem, kita berangkat.

Berangkat menggunakan motor. Kita menembus dinginnya malam. Menembus macetnya ibu kota. Menembus cahaya lampu kota. Hanya bermodalkan air mineral yang dibeli dipinggir jalan saja. Bisa gawat kalo beli aer di dalem yang pastinya mahal abis.

Masuk daerah senayan sudah mulai ramai dan macetnya yang berlebihan. Para calo mulai beraksi hilir mudik mencari pelanggan. Di sepanjang jalan masuk mereka hadir beriringan menanti ada pelanggan yang nyangkut. Gue cuma memperhatikan sekenanya saja.

Beli tiket, kita langsung masuk ke dalam. Masuk pertama kali gue langsung terpena saat ngeliat stand baju wpap. Wow unik banget. Jarang-jarang ada stand baju yang make gambar wpap. Gue jadi tertarik untuk buat wpap lagi. Berjalan sedikit kita disambut alunan musik jazzy dari maliq & d'essentials. Sadis abis. Gue gak tau kalo band pengisinya ada maliq. Gue langsung menghampiri panggung konsernya. Dengerin satu lagu dari maliq, gue beranjak ke panggung-panggung yang laen sekalian ngeliat pameran baju semacamnya juga sekalian ngeliat aksi dari band lainnya. Ternyata hanya sedikit penonton di panggung lain, mungkin para penonton udah kesedot di panggungnya maliq & d'essentials. Gue balik lagi ke panggung maliq. Ternyata udah penampilan terakhir. Gak masalah sih yang penting udah dengerin 2 lagu dari maliq secara live. Tapi yang jadi masalah itu hp gue udah tewas. Rencana foto bareng pun sirna.

Beranjak dari panggung maliq, gue menghampiri papan jadwal tampil band-band yang ada. Gue liat ada efek rumah kaca selanjutnya. Gue langsung samperin panggungnya. Beruntung efek rumah kaca baru mulai manggung. Lagu pertama yang dibawakan itu desember. Lagu ini membuat para penonton terbawa suasana. Ditambah dengan alunan yang classy. Waktunya juga pas di bulan desember dan juga diiringi oleh rintik hujan. Sorot lampu yang menyapa mata setiap penonton juga menambah keharmonisan dari lagu yang sedang dibawakan. Lagu selanjutnya yaitu kau dan aku menuju ruang hampa. Lagu ini juga mampu menyihir para penontonnya. Di lanjutkan dengan lagu mosi tidak percaya dan hujan jangan marah. Di lagu balerina, efek rumah kaca mampu membuat para penonton seakan ikut serta dalam pembawaan lagu tersebut. Lagu yang ditunggu-tunggu pun akhirnya ditampilkan, ya, di udara. Banyak dari penonton yg merequest lagu tersebut, termasuk gue. Karna cuma lagu di udara yang gue hapal abis. Serangkaian lagu dibawakan oleh efek rumah kaca. Terhitung sekitar 8 buah lagu yang dibawakannya. Kemudain ditutup kembali dengan lagu desember yang tetap mampu menyihir para penonton.

Selesai dari penampilan efek rumah kaca, kita pulang. Penampilan efek rumah kaca merupakan penutup penampilan di panggung tersebut. Perjalanan pulang gue mulai memperhatikan sekitar. Terlihat semakin malam, penggunanaan pakian para pengunjung semakin tipis saja. Gue bingung. Gue yang make kaos dan celana panjang ditambah aer mineral *yg terakhir gak penting* aja masih bisa masuk angin. Apalagi mereka. Yang paling gokil adalah ada seorang cowok yang hanya menggunakan celana panjang dan tas ransel saja tanpa mengenakan kaos dibadannya. Gokil. Pulang kerumah langsung dikerokin tuh anak. Ckckck....

Di tengah jalan hujan rintik terus menemani. Rintikan itu semakin lama meningkat intensitasnya yang membuat kita harus berteduh. Yak hujan deres. Hp gue mati. Cocok. Gue cuma bengong sambil menatap air hujan yang jatuh melewati cahaya lampu jalan. Gue teringat kembali lagu desembernya efek rumah kaca.

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember, Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka

  

 Gak kerasa udah sebulan ternyata gue gak ngepos lagi. Lama ditinggal gak berarti tampilan blog ini gak gue apa-apain. Tampilannya udah ...


 Gak kerasa udah sebulan ternyata gue gak ngepos lagi. Lama ditinggal gak berarti tampilan blog ini gak gue apa-apain. Tampilannya udah beda sekarang, kayak penampilan gue yg makin kece *halah*

Beberapa hari yg lalu gue dapet sms dari direktorat kemahasiswaan yang sungguh sangat jleb sekali. Tidak hanya lewat pesan singkat saja. Gue pun mendapat e-mail dari direktorat. Waw sekali, segitunyakah nilai gue sampe dikirim pesan secara ekslusif seperti itu. Gue seneng ketika ada temen yg bernasib sama seperti gue yg dapet pesan ekslusif tersebut. Ternyata yg laen juga dapet begituan. Yak, gue sedikit lebay.

Yak, gue kena tutor karna UTS kemaren gue akuin emang ngaco abis. Gue gak tau mau belajar darimana, seperti tak ada acuan, gue hilang arah *halah*. Walaupun bahasan yg dipelajari gak jauh beda dengan di SMA, kalo gak belajar ya sama aja, bakal kacau, kecuali anda 'hoki'. Kenapa gue sebut 'hoki' disini, ini karena ujian kemaren bentuknya tuh pilihan ganda. Jadi kalo udah mulai puyeng gak ketemu jawabannya, tinggal menunggu sang cahaya menampakkan dirinya diantara pilihan-pilihan yang bergelimpang.

Gue belom tau jadwal tutor yg gue dapati. Jadi gue nanya-nanya sama temen yg juga ikut tutor. Dia bilang kalo tutornya itu hari jum'at. Hari jum'at. HARI JUM'AT!! *Yak, gue udah mulai lebay lagi* gile, jum'at adalah jadwal gue berkunjung ke rumah sodara, jadwal pembentukan kembali metabolisme gue yang sempat berkurang, jadwal gue berinternet ria dan segala jadwal menyenangkan lainnya. Jadwal tutor itu membelengu para tutorernya *salah istilah*. Jadwalnya mengganggu kebebasan gue. Gue mau pulang ke rumah sodara. Agghhh.....
Cukup, gue udah terlalu lebay. Karena masih belom percaya dan belom bisa menerima kenyataan ini, gue samperin tempat jadwal tersebut terpampang. Gue cek jadwal. Ternyata hari rabu malam. Rabu malam. RABU MALAM!!! yea, ternyata rabo, bukan jum'at. Gue selamat. Mungkin jum'at itu jadwalnya temen gue, makanya dia ngasih info seperti itu. Gue udah gak peduli lagi, yg penting gue tutor bukan hari jum'at, yg penting gue tidak terbelenggu karna tutor di hari jum'at, yg penting gue bebas. Hmmm....

Dapet tutor bagi gue gak masalah, malahan bagus. Gue jadi bisa belajar. Biasanya kemauan untuk belajar itu mungil. Gue jadi bisa dapet soal-soal sekaligus pembahasannya. Biasanya gue gak tau belajar darimana, biasanya gue hilang arah, namun kali ini lebih terarahkan. Gue jadi ada kegiatan dimalam hari. Biasanya gue cuma bengong-bengong gak jelas di asrama atau cuma tidur atau hanya makan mie atau bahkan cuma makan mie sambil bengong-bengong gak jelas sambil tiduran pula. Intinya dengan tutor ini kegiatan gue berubah menjadi positip (y).

Rabu malam gue berangkat tutor bersama temen yang bernasib sama. Berangkat kuliah di malam hari terasa sedikit berbeda. Gue gak tau, tapi mungkin hanya perasaan gue aja. Perasaan berbeda ini sempet disampaikan oleh temen gue. “ini yang ikut tutor nilainya pada kecil ya” “ini yang ikut tutor kok keliatannya yg kurang pinter ya *bahasa halus*” “ini gue ikutan tutor ya” *whattt*.  Emang ada rasa minder sedikit sih saat pertama ikutan tutor ini. Namun ternyata yang kutan gak cuma dari sms nista itu, ada juga yang ikutan tutor karena emang merasa butuh. Jadi gue menyimpulkan, sebagian mahasiswa masih ada yang belum menyerap dengan penuh materi yang telah mereka terima. So, dengan mengikuti program tutor ini, kita bisa meningkatkan atau mendalami materi yang dirasa kurang tersebut.

Masuk tutor pertama, gue dapet dosen yang lumayan tua. Rambut yang memutih sudah memenuhi kepalanya. Kurus. Suara yang aduhai tidak jelasnya pun sedap sekali bikin gue puyeng. Untung penjelasan tentang materi tutor kali ini mendingan walaupun harus menerka-nerka ucapan beliau yang sayup-sayup aduhai. Satu per satu soal dibahas. Dari yang gue bisa pahami sama tetep gak ngerti sama sekali.

Tutor sudah berjalan beberapa menit. Rasa kantuk belum menghampiri. Namun perut gue tiba-tiba rasanya gak enak banget. Seperti ada yang menggembung kemudian mengempis. GUE PENGEN KENTUT!!! Setdah. Gue bingung kenapa tiba-tiba rasa pengen buang angin ini muncul begitu saja. Perut gue mengembang, gue tahan bentar, mengempis lagi. Untung bunyi dan baunya belom hadir mengisi ruangan, kalo enggak bakalan muntaber seisi ruangan ini. Gue mencoba tegar menahan hasrat ini.

Sampe di luar gedung. Gue beraksi. Gue keluarin semua angin dalam perut gue. Sepanjang perjalanan sampe ke asrama gue jadi merasa cepet perjalanannya karna ada tambahan percepatan dari pembuangan angin ini. Gue juga bingung kenapa bisa gitu. Apa karna gue emang masuk angina tau gue yang kebanyakan makan angin (duit lagi seret). Mungkin saja itu malah menunjukkan kalo metabolisme dalam tubuh gue berjalan dengan baik *pembelaan diri*. Jelas aja, coba kenapa orang sakit sangat menantikaan saat mereka akan kentut? Ini karena metabolisme tubuh mereka sedang tidak berjalan dengan baik, sehingga untuk proses pembuangan angin ini jadi terhambat. Apabila mereka sudah mulai lancer mengeluarkan kentutnya, itu berarti menunjukkan bahwa metabolisme dalam tubuh mereka sudah berjalan normal kembali. Nah, itulah yg gue alami di malam itu.

Yak, intinya gue bersyukur udah ikutan tutor ini yang bikin gue jadi belajar kembali. Bikin gue tambah ngerti. Bikin gue ada kegiatan. Bikin gue mengetahui metabolisme gue berjalan dengan lancer. Dan berbagai manfaat lainnya.

Kentutlah selagi kau bisa, sebelum engkau di kentuti (penutupnya jelek banget)
Powered by Blogger.

Pages