Lu percaya takdir gak sob? Kalo gue sih percaya abis. Secara di agama yang gue anut juga mengajarkan kita untuk mempercayainya. Kenapa? S...



Lu percaya takdir gak sob? Kalo gue sih percaya abis. Secara di agama yang gue anut juga mengajarkan kita untuk mempercayainya. Kenapa? Soalnya Tuhan tuh kayak udah ngasih takdir tertentu yang sudah ditetapkan gitu dan juga yang harus diusahakan gitu. Jadi kayak lu dapet sesuatu tuh gak cuma duduk diem, trus yaudah deh lu dapet sesuatu yang berharga. Enggak sob. Lu masih harus berusaha buat dapetin sesuatu yang berharga itu.

Gue sempet tertegun dengan perkataan dari temen gue :

“Istri tuh udah takdir, tapi pacar tuh masih bisa diusahain”

Jadi perkataan itu tuh kayak seorang istri emang sudah ditakdirkan untuk kita. Namun untuk urusan pacar tuh kayak kalo kita belum mendapatkannya ya tinggal usaha. Nah trus kalo usaha itu berbuahkan hasil kan kita bakal mendapatkan sesuatu yang berharga, sebut saja itu istri. Itu sih hanya segelintir penafsiran gua terhadap pernyataan temen gue itu. Ini kenap malah jadi menye-menye ngomongin istri yak. -__-

Gimana sih lu ketika mendapati sebuah pertemuan dengan seseorang? Apakah itu takdir? Atau itu sesuatu yang hanya ketidak sengajaan belaka. Tapi tetep ya itu termasuk takdir. Dimana setiap pertemuan itu seperti telah direncanakan tanpa sepengetahuan kita. Itu hanya bergantun pada pertemuan yang berkualitas atau hanyalah pertemuan biasa saja. Pertemuan berkualitas tuh kayak setelah pertemuan trus berlanjut dengan adanya saling kenal satu sama lain dan berkelanjutan. Kalo pertemuan biasa aja ya kayak lu ketemu orang, trus senyum, trus yaudah, gak tau apalagi atau bahkan beranjak pergi kemudian.

Bagaimana jika lu bertemu namun tidak dengan cara yang sebenarnya. Sosok itu berada di tempat yang sama, namun jiwa mereka berada di tempat berbeda. Tidak bertemu. Seperti ketika kedua mata kalian yang secara tidak disengaja berpapasan dalam suatu detik keheningan. Sesaat dimana waktu seakan membeku dan juga sesaat itu terbuyarkan oleh pandangan yang berpindah. Lu hanya bisa bertatap namun tak berbicara.

Bagaimana jika lu dahulu kala selalu bersama dengannya. Bertemu tiap waktu. Namun seketika terpisahkan oleh waktu. Dimana lu tidak bisa bertemu sesaat. Namun ketika lu berusah untuk bertemu dengannya itu mendapati berbagai halangan. Banyak cara yang lu lakuin untuk bertemu dirinya namun selalu saja gagal.

Gue cuma bisa ngasih saran untuk terus berusaha saja. Tiap usaha lu mungkin bakal dapat kegagalan. Namun gak semua usaha itu bakal gagal kan. Pasti satu atau dua diantaranya akan menunjukkan secercah keberhasilan. Mungkin lu bisa bertemu dengan dirinya secara sebenarnya.

Oke, ini gue kenapa yak, tiba-tiba terlalu menye seperti ini. Sebenernya ini adalah tulisan tentang gue yang akhirnya bertemu dengan gitar gue setelah sekian lama. Tuh gitar gagal terus gue bawa ke kontrakkan, ada aja dah halangannya. Akhirnya sekarang gue sudah menemukan kesempatannya. Tulisannya juga sengaja gue buat rada ambigu gitu, huehehe….

Oh iya, satu lagi sebagai penutup. Ini adalah percakapan gue dengan teman gue

Temen : fizh, lu udah pacaran berapa kali?
Gue      : belom pernah
Temen : ohhh
Gue      : emang lu udah berapa kali?
Temen : -3 (minus tiga)
Gue      : pfftttt
Temen : kok lu gak pacaran sih?
Gue      : bukan, kita hanya belum bertemu seutuhnya saja

The conjuring, merupakan salah satu film horor besutan James Wan, sutradara spesialis film horor. Setelah film sebelumnya saw dan insidio...



The conjuring, merupakan salah satu film horor besutan James Wan, sutradara spesialis film horor. Setelah film sebelumnya saw dan insidious, kali ini ia kembali dengan film horor lainnya lagi. Diangkat dari kisah nyata, film ini semakin membuat para penontonnya berdenyut kencang. Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang meminta bantuan paranormal untuk mengusir suatu mahluk yang ada di dalam rumahnya. Horor kan? Tapi bukan ini yang bakal gua ceritain nantinya.

Gua adalah seorang yang seneng banget nonton film. Tapi bukan yang hanya nonton sebagai hiburan aja, trus yaudah. Itu lebih ke gua yang suka merhatiin konsep ceritanya gitu, alurnya gitu dan semacamnya lah. Jadi kerjaan gua ya nontonin film yang ada, trus memilah mana tontonan yang emang recomended lah. Nyari-nyari film di internet, trus donlod gila-gilaan. Tapi terkadang, sebagai apresisasi untuk menghormati karya asli *cailah*, gua juga sering nonton di bioskop. Namun kali ini ada sebuah promo dari suatu provider yang menawarkan tiket gratis untuk nonton. Gua excited abis dengan hal itu.

Informasi tentang promo tersebut gua dapati dari salah seorang teman gua. Jadi provider tersebut memberikan poin untuk setiap aktivitas yang dilakukan oleh pengguna melalui jasa provider tersebut. Nah dari akumulasi pemakaian pengguna, akan didapatkan sejumlah poin yang dapat ditukarkan dengan tiket nonton. Promo ini berlaku hanya dibeberapa kota saja. Film yang dapat ditonton pun terbatas, yaitu hanya film 2D saja yang berlaku, untuk film 3D tidak berlaku. Pemberlakuannya juga hanya berlangsung di hari jum’at. Nah itulah yang membuat gua bersama kawan-kawan gua tertarik untuk mencobanya.

Rencana kita adalah menonton film the conjuring. Berhubung gua menggunakan provider yang berbeda, jadi gua hanya berharapkan kawan yang memang menggunakan provider tersebut (red: minta ditraktir nonton). Berhubung poin teman gua banyak jadi gua mengharap belas kasih dari dirinya. Berhubung saat itu hari jum’at dan gua harus beribadah, jadi gua minta teman gua tersebut untuk mengantri dalam penukaran tiketnya *nice*. Berhubungan dengan semua hal itu, gua jadi tinggal nyatai, duduk dan nonton *parah*.

 Ekspektasi gua berbeda dengan realita yang ada. Bayangan gua tentang datang, duduk dan nyantai memang terjadi. Tapi itu terjadi selama kurang lebih dua jam. Selama selang waktu tersebut, gua bersama dengan teman gua yang juga menunggu tiket gratis itu hanya duduk, nyantai dan nontonin orang-orang yang sedang mengantri. Di dalam antrian tersebut ada kawan gua yang sedang berjuang menukarkan poinnya dengan tiket nonton. Kita udah gak bisa apa-apa. Kita dalam duduk nyantai tersebut hanya bisa memandang saja. Seolah tubuh ini sudah lumutan, jamuran, dan sebagiannya karna menunggu. Ternyata itu belum seberapa dibandingkan dengan perjuangan kawan gua yang menukarkan poin tersebut menjadi tiket. Dia sudah mengantri dari siang hari. Luar biasa sekali, kamu strong kawan!!!!!

Perjuangan penukaran poin tersebut berakhir di sore hari. Akhirnya kita dapat tiket untuk nonton gratis. Tapi apa yang terjadi, rencana awal untuk nonton film horor itu pun berubah. Ternyata bangkunya sudah penuh hingga malam hari. Jadi kita nonton film yang lain gitu. Film entah apa itu, judul bahasa arab tapi mengambil latar di negeri sakura. Hmmm, mungkin ada suatu kehororan dalam film ini *frustasi gak bisa nonton film horor yang sebenarnya*.

Niat awal kita yang ingin nonton film horor menjadikan film ini jadi terlihat kurang excited. Malahan jadinya kita meng’horor’kan film yang tidak horor. Ini adalah film romance ala-ala ftv gitu, cuma dia ngambil latar di luar negeri dan cerita yang lumayan lebih kompleks lah untuk bisa jadi kelebihannya. Nah, dimana bagian horornya? Bagi gua bagian horornya adalah dimana ada adegan penggombalan yang dilakukan tokoh pria terhadap tokoh wanita. Itu horor abis. Sampe merinding gua *frustasi yang berlebihan*.

Niat awal yang tidak baik itu memang menyebabkan kelanjutannya yang tidak baik. Gua hanya mencari-cari keanehan dalam film ini dan kemudian menertawakannya. Ini memang tidak baik. Mungkin kalau diperhatikan lebih serius, film ini mungkin terlihat bagus atau biasa saja. Ya ini hanyalah opini gua saja. Memang semua berawal dari niat.

Menyesal nonton ini????
Tentu tidak. Yah namanya juga nonton gratis. Jadi gua tinggal duduk, nyantai dan nonton doang. Yap

Jangan Bersedih” kawan!!!!!!!



Powered by Blogger.

Pages