Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata monster? Mengerikankah ketika kalian membayangkannya. Apakah rasa takut kemudian datang m...

Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata monster? Mengerikankah ketika kalian membayangkannya. Apakah rasa takut kemudian datang menyelimuti. Atau malah perasaan yang biasa saja. Monster sering dianalogikan dengan suatu mahluk yang menyeramkan. Mahluk besar yang merusak. Mahluk dengan segala gambaran buruk disekitarnya. Namun siapakah yang tau bentuk asli monster itu seperti apa.

Kita terlalu sering mendapat masukan bahwa monster adalah sebuah mahluk yang buruk. Padahal kita tidak mengetahui bagaimana monster itu sebenarnya. Bisa saja monster hanya terlihat buruk dil luar, namun terdapat kebaikan di dalam. Monster hanyalah sebuah istilah yang menunjukkan mahluk asing dan besar. Istilah monster ini sebagai penunjuk dalam suatu hal yang seperti itu membuat sebagian orang berfikir buruk.

Monster hanyalah muncul dalam imajinasi-imajinasi liar tiap orangnya. Imajinasi-imajinasi liar itu biasanya tertuang dalam berbagai media, mulai dari yang tidak bergerak hingga yang bergerak. Banyak ragam dalam memvisualisasikan karateristik monster ini. Hingga terbentuk stereotip dari sang monster. Namun dalam kehidupan nyata, adakah monster itu?

Yah, monster memang hanya bagian dari khayalan manusia saja. Kali ini gue mengkaitkannya dalam kehidupannya nyata, namun bukan sebagai sesosok mahluk, melainkan sebuah keadaan seseorang. Setiap orang pasti tumbuh. Bertambah menjadi tua. Tidak ada yang bisa menghindari hal tersebut. Lambat laun mereka akan melepas masa kanak-kanaknya, masa remajanya hingga masa mudanya. Mereka akan memasuki kedalam kehidupan dewasa nantinya. Tepat ketika mereka memasuki usia 20 tahun, itulah dimana mereka mulai memasuki masa dewasa muda. Mereka berubah menjadi mahluk berkepala dua. Monster berkepala dua.

Monster berkepala dua ini seperti yang gue bilang sebelumnya adalah sesuatu yang menggambarkan hal yang asing dan besar. Jadi dalam tahap ini mereka akan menemukan sesatu hal yang asing dan besar. Bagaimana dalam usia tersebut mereka akan bertemu masalah-masalah yang lebih kompleks lagi. Bagaimana nantinya mereka menemukan solusi-solusi dari pengalaman yang didapat. Bagaimana nantinya mereka masuk dalam dunia yang luas dan nampak asing ini.

Monster berkepala dua ini gue analogikan dengan dua kondisi kepala sang monster. Kondisi pertama yaitu kondisi dimana salah satu kepala sang monster yang menghadap ke belakang. Kondisi ini merupakan keinginan kita yang masih ingin berada di posisi lampau. Posisi kanak-kanak dahulu. Posisi saat yang ada dipikiran adalah kesenangan belaka. Posisi ketergantungan terhadap orang lain. Sedangkan salah satu kondisi lainnya yaitu kepala sang monster yang menghadap ke depan. Kondisi ini menggambarkan keinginan untuk menuju ke depan. Keinginan untuk mencoba hal baru. Keinginan untuk berkembang. Kesiapan untuk mengatasi permasalahan.

Dalam perjalanannya, sang monster berkepala dua ini tidak selalu selaras dalam memandang. Terkadang salah satu kepalanya memandang kebelakang. Sedangkan yang satunya menghadap kedepan. Pergerakannya pasti terhambat. Sang monster bisa saja terdiam kebingungan. Pandangan mana yang harus ia ikuti. Atau ia hanya dia ditempat saja.

Sang monster haruslah bisa menyelaraskan kedua kepalanya. Memiliki pandangan yang sama. Sang monster haruslah tepat dalam memutuskan. Semua itu agar tidak menghambat perjalanannya. Sang monster memang memiliki dua kepala. Namun bukan berarti hal itu memberatkannya. Dia hanya perlu terus bergerak dengan segala keputusan yang tepat dan selaras. Karna sang monster punya kaki, tangan bahkan sayap yang menyokongnya. Begitu juga monster-monster lainnya yang akan terus mendukungnya. Jadi, terus berjalanlah kau monster berkepala dua!!!


-monster berkepala dua strike-

Menemukan teman yang pas itu pastilah jarang. Apalagi dalam ruang lingkup perkuliahan yang lebih luas dibandingkan dengan jaman sekolahan d...

Menemukan teman yang pas itu pastilah jarang. Apalagi dalam ruang lingkup perkuliahan yang lebih luas dibandingkan dengan jaman sekolahan dahulu. Menemukan orang yang sepemikiran atau satu perilaku dengan kita itu seperti nemu duit di jalan, gak sengaja. Gak sengaja dan beruntung.

Yap, segalanya emang terlihat tidak sengaja. Tidak sengaja kita memilih untuk duduk di belakang. Tidak sengaja masuk dalam kelas yang sama. Tidak sengaja masuk dalam kelompok yang sama. Atau ketidak sengajaan lainnya. Segalanya memang terlihat tidak sengaja, namun memang begitulah kenyataannya. Kenyataan bagaimana sebuah kelompok pertemanan dimulai. Dimulai dari ketidak sengajaan.

Masuk perkuliahan awal itu adalah masa-masa dimana biasanya kita mencari jalinan pertemanan yang baru. Mulai dari teman kamar, teman yang bertemu saat makan, teman yang bertemu saat nonton pertandingan sepak bola, teman yang bertemu saat lari pagi, dan yang bertemu secara ajaib lainnya. Gue inget dulu saat pertama kali masuk kuliah. Dimanapun berada, di acara ospek ataupun masuk kelas awal, pasti dimulailah masa perkenalan. Mulai dari perkenalan nama hingga obrolan-obrolan kecil yang tidak sengaja menarik perhatian. Terkadang perkenalan itu terlihat seperti basa-basi saja. Seperti saat berkenalan dan kitau tau masing-masing nama, trus yaudah. Mungkin saat tidak sengaja bertemu di jalan nantinya salah satu diantara kita ada yang lupa.

Memang ada bagian dimana sebuah perkenalan itu hanya menjadi basa basi saja. Seakan sebuah perkenaalan itu hanya formalitas awal saja. Namun orang yang lupa setelah perkenalan itu tidak bisa begitu saja disalahkan. Ada kemungkinan-kemungkinan yang membuat seseorang tidak mudah ingat. Contohnya adalah kesan perkenalan pertama yang biasa saja, seseorang yang diajak berkenalan itu pendiam atau jarang terlihat, nama seseorang tersebut ribet atau apalah yang mengganggu ingatan orang itu. Akibatnya adalah terjadinya akward momen ketika sedang berpapasan dijalan. Lu hanya bisa mikir-mikir sambil mengingat itu siapa atau lu malah senyum-senyum gak jelas karna gak tau namanya.

Yah, perkenalan bagi hanya awal untuk mengetahui orang tersebut. Namun untuk mendapat teman yang pas itu adalah dengan melihat perilakunya seperti apa setelah terjadinya perkenalan awal tersebut. Perkenalan awal kadang tidak dapat menunjukkan gimana aslinya seseorang tersebut. Lu kayak harus sering bersama dengan mereka. Seperti lu jalan-jalan bareng, olahraga bareng, makan bareng, dan kegiatan-kegiatan lainnya bareng. Lu jadi tau karateristik orang tersebut. Lu jadi bisa nilai, apakah diri kita dan mereka itu pas.

Gue sempat menemukan mereka, kelompok-kelompok kecil gue. Kelompok kecil yang tidak sengaja terbentuk. Kelompok kecil yang entah kapan terbentuknya. Kelompok-kelompok kecil yang gue temukan di saat SMP, SMA maupun saat kuliah. Yang sering menjadi pertanyaan yaitu, “sejak kapan ya kita ngumpul-ngumpul gini?”

Salah satu pertanyaan tersebut pernah dilontarkan oleh salah satu teman gue. Saat itu gue sedang mengunjungi rumahnya di Jakarta timur. Pertanyaan itu terlontar begitu saja. Tak satu pun dari kita yang tau sejak kapan kita mulai kumpul seperti ini. Yah, seperti yang gue bilang sebelumnya, tidak sengaja. Kita tidak sengaja mengerjakan hal yang sama. Kita tidak sengaja menyukai permainan yang sama. Ketidak sengajaan itu yang membuat kita berkumpul.

Kita berasal dari jurusan yang berbeda-beda. Kita berada dalam asrama yang berbeda. Namun ditempatkan di kelas yang sama. Dari mereka, gue jadi tau gimana caranya bermain dota. Jadinya gue gak terlalu cupu saat pulang ke kampong halaman (ini yang aneh). Dari mereka, gue jadi belajar gimana cara meningkatkan kepercayaan diri. Dari mereka gue jadi tau macam-macam kenistaan para jomblo, haha…

Dulu kita sering bersama karna ditempatkan di kelas yang sama selama satu tahun. Di kampus gue ada kewajiban untuk belajar mata kuliah dasar selama setahun. Jadi apapun jurusan yang dipilih oleh setiap mahasiswa, mereka akan mendapatkan materi-materi dasar tersebut. Itulah mengapa walaupun kita berbeda jurusan, namun berada di kelas yang sama. Sekarang kita sudah masuk ke jurusan masing-masing. Terpisah dan jarang bertemu.

Hari ini gue gak sengaja bertemu dengan salah satu dari mereka. Orang yang paling heboh diantara yang lain. Orang nyentrik yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Orang yang blak-blakan kalo ngomong. Gue gak sengaja bertemu dia dalam perjalanan gue di kampus. Dia sedang makan nasi kotak yang didapatkannya secara cuma-cuma. Gue jadi iri (lha??). Gue seperti menemukan kucing yang lagi kelaparan sedang menggerogoti makanan di pinggir jalan. Gue pun menegurnya.

Memang tidak jarang kita bertemu. Kita masih sering berpapasan. Atau bertemu di media maya, jejaring sosial. Namun ternyata ada perubahan antara gue dan dia. Kini status dia telah berubah. Dia sudah tidak sendiri lagi. Dia sudah berpasangan. Gue masih belum (kode keras). Gue jadi inget dahulu gimana kita membuat list wanita-wanita kelas yang menjadi target masing-masing. Gimana kita memiliki cara masing-masing dalam menarik perhatian sang wanita pujaan. Gimana banyak hal absurd yang kita lakukan dalam menarik perhatian atau semacamnya. Gimana kegagalan yang kita dapati.

Kini dia sudah mempunyai pasangan. Obrolan pertama yang muncul adalah tentang bagaimana dirinya yang berhasil mendapatkan sang pujaan hati. Gimana dia yang secara tidak sengaja atau nekat memberanikan diri untuk menyatakan perasaan. Kemudian obrolan tersebut mengalir saja hingga menuju gimana tentang gue. Tentang gue yang masih berjalan sendiri. Tentang gimana usaha gue. Atau hal lainnya yang pernah kita tulisakan dalam resolusi masa depan.


Obrolan tersebut membuat gue sedikit berfikir. Gue masih menikmati masa gue yang sekarang. Gue masih bisa ngumpul-ngumpul bareng temen. Main rame-rame. Atau melakukan hal aneh lainnya tanpa ikatan. Rasanya masih ingin menikmati kehidupan ini. Obrolan tersebut memang bukan berakhir membahas tentang masalah gue. Namunn obrolan itu membuat gue sedikit berfikir. Bagaimana kalo gue mencoba untuk menjalin hubungan yang lebih dalam.
Powered by Blogger.

Pages