Akhirnya gue kembali ke ranah ini lagi. Setelah berbincang sedikit dengan teman lama yang nun jauh disana. Dia mengingatkan gue kembali gima...

Akhirnya gue kembali ke ranah ini lagi. Setelah berbincang sedikit dengan teman lama yang nun jauh disana. Dia mengingatkan gue kembali gimana dulu aktifnya gue dalam ranah ini. Dan entah mengapa selalu saja menghilang dari ranah ini. Beranjak sebentar lalu kemudian pergi.

Hmmm, mungkin yang mengawali posting baru kali ini adalah tentang puisi. Gue sempat ngobrol dengan seorang teman di kelas. Namanya Intan. Bagi gue, dia adalah manusia sastrta ditengah manusia logika yang berada disekitarnya. Gue tertarik akan kemampuan dia dalam berbahasa ataupun lainnya. Gue pun memintanya untuk membuatkan sebuah puisi. Ini puisi dari dia:

Ada mata yang terdiam ketika candaanmu membawaku pada kisah yang sudah kusimpan di dasar lautan air mata lalu.
Tak ada sebutir kata pun darimu untuk melengkapi segenggam pasir dari bawah pijakan kakimu,
Agar mata yang terdiam itu tidak pula mendiamkanku
sebab hanya ada mega putih diantara kita, bukan lily putih yang mempesona.
Sedang mawar merahmu telah kau bawa untuknya, dia Sang Melati Sore Hari, dengan selembar puisi yang kau pesan dariku
Maka kutuliskan ini untuknya, karenamu, wahai sahabatku,
dan ini untuknya :
Engkau melati yang mewangi di sorehari
menyelipkan mimpi pada lelap dan sepi hati
katahuilah, bahwa yang kau nanti bukan malaikat dari surga
namun seorang pemuda pembawa lensa pembidik cinta
benar, dia tak janjikan indah di rupa
pun bukan dia menjanjikan permata
bukan pula tahta istana yang akan dia sematkan diatas mahkota
Namun demi cinta,
Sebuah persembahan samurai emas berbalut karat
Akan menebaskan duka di sudut hati yang tersakiti
Dan akan ia sisakan tawa manja di kedamaian jiwamu
Sebab hanya kau yang bisa memahaminya

by: Intan Yuli Kiswari
Powered by Blogger.

Pages