Kamar ini dulu lebih tertata. Kamar ini dulu tidak bising. Kamar ini dulu tidak sumpek. Kamar ini dulu lebih bersih. Kamar ini dulu hanya b...


Kamar ini dulu lebih tertata. Kamar ini dulu tidak bising. Kamar ini dulu tidak sumpek. Kamar ini dulu lebih bersih. Kamar ini dulu hanya berisikan dua orang. Semua keadaan itu seakan berbalik setelah kehadiran sejumlah manusia yang tiba-tiba hinggap menghiasi kamar ini. Yak, kamar 121 yang secara tidak disengaja menjadi pusat temopat perkumpulan gua dan kawan-kawan.

Gua gak inget tepatnya kapan saat kita tiba-tiba bisa kumpul di kamar ini. Hal yang gua ingat adalah ketika gua mulai ikut kegiatan mereka tiap malam, yaitu makan bubur. Yak, gua gak ngerti kenapa harus bubur, tapi karena terlihat seru, jadilah gua ikut kegiatan mereka ini. Kemudian yak, tiba-tiba begitu saja, kita jadi sering ngumpul di kamar ini. Menghabiskan waktu bersama. Belajar bersama. Ehhmmm... Belajar main game bersama maksudnya.

Setiap kamar berisikan empat orang penghuni, namun kamar ini hanya berisikan dua orang. Dua orang yang lainnya tidak terlalu sering berada di asrama. Jadi siapapun yang mau menginap disana bisa kapan saja. Orang-orang yang tidak diundang untuk menginap disanapun turut hadir, yak gua bersama kawan-kawan yang lain menjamahi kamar ini.

Dua orang yang memang asli penghuni kamar ini adalah angga dan bayu. Mereka berdua berada di kelas yang sama dan kamar yang sama. Hanya saja mereka berbeda jurusan. Angga dari teknologi pertanian sedangkan bayu dari GFM (gue lupa kepanjangannya). Pertama kali gua kenal dengan mereka adalah saat pembentukan kelompok dalam salah satu mata kuliah di kampus gua. Kita jadi satu kelompok, disanalah gua mulai mengenal mereka. Karena sudah lumayan kenal saat itu, jadi ketika diajak untuk menginap disana gua santai aja.

Semester dua adalah waktu dimana gua dan kawan-kawan mulai hinggap di kamar ini. Pertama ada gibran, anak teknologi kelautan. Dia yang ngajakin gua makan bubur *so sweet* *apasih*. Terus tiba-tiba dia ngajakin maen ke kamar ini. Terus ada ryvanu, anak matematika sebagai ketua di kelas gua saat itu. Dia datang dan meramaikan kamar itu. Selanjutnya ada chandra, satu jurusan dengan gua, ilmu komputer. Kamarnya berada tepat di atas kamar ini, jadi dia sering mampir ke kamar ini dan lama kelamaan ikutan hinggap. Yak, kamar ini sukses berisikan enam orang pelancong dari berbagai kamar.

Saat itu gua gak tau mau ngapain aja disana. Biasanya gua cuma sekedar ngobrol-ngobrol atau ngebahas tugas-tugas kuliah doang. Tiba-tiba gua diajak maen dota. Trus tiba-tiba lagi si ryvanu, agh sebut saja pano, dia membawa kasurnya ke kamar ini seakan bakal menetap di kamar ini. Semua itu berujung pada kita yang maen dota sampe pagi. Dan itu berlanjut dihari-hari berikutnya. Jadilah gua dan kawan-kawan mulai menetap di kamar ini.

 Kita biasanya melakukan hal yang random abis. Jadi waktu kepikiran mau nonton, ya nonton bareng. Waktu kepikiran mau maen, ya maen bareng. Waktu kepikiran mau belajar, hmmm, yang satu ini jarang terjadi. Kita bisa mealakukan apa saja semau kita. Apa yang ada dipikiran langsung saja dikerjakan. Seperti melakukan surprise di asrama putri tanpa direncanakan sebelumnya.

Kamis malam adalah menjadi malam misteri bagi kamar ini. Mengapa demikian? ini dikarenakan sebagai mahasiswa kita dibebani oleh sebuah tugas: MENGERJAKAN LAPORAN. Disebut malam misteri juga karena kita baru mulai mengerjakan laporan itu di malam sehari sebelum waktu pengumpulan laporan. Esok paginya tiba-tiba laporan sudah selesai begitu saja. Benar-benar malam misteri.

Hal random memang biasa kami lakukan, tapi tanpa ke-random-an itu kayaknya gak bakal seru dah. Tiba-tiba menciptakan lagu. Tiba-tiba mabok minuman bersoda tiga liter. Tiba-tiba jatuh hati pada orang yang sama *ehh*. Yak semuanya seakan datang secara tiba-tiba. Tiba-tiba juga terfikir acara untuk mengakrabkan kelas diakhir pertemuan.

Kita sebelumnya telah merencanakan makrab (malam keakraban) lumayan matang. Namun tidak jeadi karena berbagai macam faktor. Akhirnya kita memutuskan untuk membuat acara sikrab (siang-siang makrab *apa ini*). Yak seluruh rangkaian acara ini dirancang oleh orang-orang yang mendiami kamar ini ditambah dengan dua orang wanita yang sangat super membantu.

Acaranya berjalan sangat seru menurut gua. Mulai dari keberangkatan hingga pulang. Setiap anak bisa merasakan keseruannya. Itulah yang menjadi tujuan acara ini dibentuk, selain mengakrabkan kita satu sama lain. Berakhirnya acara ini menandakan bahwa beberapa dari kita bakal mencar ke departemen dan fakultas masing-masing. Gua hanya berharap kita bisa terus seru-seruan dan tidak lupa satu sama lain. Terkhusus untuk orang-orang yang secara tidak sengaja berkumpul di kamar ini dan juga dua wanita super itu.

Melakukan hal yang random adalah sesuatu yang menyenangkan, apalagi kalau dilakukan bersama. Keep random, peace, love and gaul ~~~~~ 






Serangan kutu di kasur gua semakin menggila. Sekujur kaki gua mulai dijamahi habis-habisan. Jam terbang gua ke dunia mimpi menjadi tergangg...


Serangan kutu di kasur gua semakin menggila. Sekujur kaki gua mulai dijamahi habis-habisan. Jam terbang gua ke dunia mimpi menjadi terganggu. Hanya mata yang terus memandang ke langit-langit. Begitu pula tangan gua yang terus menggerus kaki akan gatalnya serangan kutu tersebut. Ini pertanda perang melawan kutu harus segera terlaksana.

 Gua udah sempet melakukan pembersihan di kamar. Kasur gua jemur, gua semprot dan gua bakar. Ini serius, kasurnya sempet gua bakar. Menurut saran dari teman, kutu itu rentan terhadap panas. Atas saran tersebutlah gua mulai membabi buta membakar kasur gua. Hasilnya.... nihil. Sial, para kutu masih saja hinggap di kasur gua men.

Saat di asrama, gua sangat suka hinggap di kamar-kamar temen yang lain. Gua ingin mengetahui bagaimana nasib mereka yang juga terserang oleh kutu kasur itu. Setelah hinggap di beberapa kamar, gua mendapati sebuah kamar yang masih belum terlalu terjangkit oleh serangan kutu ini. Kamar ini kamar delapan.

Di kamar delapan terisi oleh empat orang, yaitu gagas, taufik, bobby dan agum. Mereka berempat sepertinya rajin sekali membersihkan kamar, hingga ada jadwal piket tersendiri. Wuaw. Sampai suatu hari si agum entah dengan alasan apa pindah ke kamar sebelah dengan meninggalkan kasurnya di atas. Gua yang sempat ngobrol-ngobrol dengan mereka bertiga hingga larut malam pun mencoba untuk tidur di tempat agum. Gua tidur nyenyak.

Gua semakin sering tinggal di kamar delapan. Kasur agum pun jadi tempat peristirahatan gua. Kasur yang bebas dari kutu. Gua aman untuk sementara. Anak-anak di kamar delapan sih gak terganggu dengan kehadiran gua disana. Gua gak terlalu ngacakin kamar itulah. Kamar itu sendiri malah yang udah acak-acakan. Haha

Di asrama tuh setiap kamar di kelompokin per lorong gitu. Tiap lorong terdiri dari 10 kamar. Tiap kamar terdiri dari empat orang. Terus di setiap lorong tuh ada kayak pemimpinnya gitu. Disebutnya sih ketua RT.  Jadi kayak perumahan gitu yang tiap jalannya berderet rumah-rumah, kemudian tiap jalan tuh ada ketuanya gitu. Nah, ketua di lorong gua ini ada di kamar delapan. Namanya Gagas.

Gagas adalah orang jawa yang masih menyimpan kemedokannya. Masih sering pake bahasa indonesia sih. Tapi saat bertemu teman sejawatnya seperti fensa, kemudian ngomong boso jowo, udah dah gue dengernya cuma blu bub blu bub blub..... Gagas juga jago bahasa inggrisnya, jadi kita bisa sharing tentang penggunaan kata gitu.

Bagi gua, gagas adalah seorang seniman (dipuji biar pas baca seneng). Dia jago musik. Kalo ada gitar, terkadang gua belajar dari dia. Dia jago gambar. Gua sering ngeliat gambaran-gambarannya dan itu not bad lah. Dia jago desain. Dia sering banget jadi panitia bagian PDD (Promosi dokumentasi dekorasi) gitu. Jadi kedapetan dah tugas ngebuat logo, pamflet, poster dan segala macemnya itu, hasilnya pun terlihat memuaskan. Sekarang dia lagi jajal nulis-nulis gitu. Gile dah keren abis anak itu. (Paragraf kali ini diperuntukkan untuk memujinya, hahaha)

Seorang seniman itu pasti ada anehnya. Kalo gak aneh itu bukan seniman (ya kali). Nah kalo si gagas itu tuh suka teriak teriak sendiri gitu. Ada atau gak ada apa-apa sering teriak sendiri. Dia juga orang yang suka lupa naro barang.Sebentar-sebentar ada aja salah satu barang yang hilang. Terus dia pasti langsung rusuh banget nyariin barangnya.

Salah satu temen seperjuangan gua juga dalam menghadapi serangan kutu. Yak, kasurnya juga menjadi wadah tempat berkembangnya para kutu. Katanya sih dia udah sering ngejemur dan ngebersihin kasurnya, tapi masih aja ada tuh kutu. Gua juga begitu!!!!


Kamar delapan ini adalah kamar yang paling sunyi di kala pagi. Kenapa? karna orang-orang yang mendiami kamar itu tuh kebo abis. Mereka kuat sekali tidur sampe malam. Jadi bangunnya pasti kesiangan mulu. Salah satu kebo kelas berat adalah Boby.

Boby adalah manusia yang paling susah banget bangun di kamar itu. Gak bakal cukup sekali dua kali untuk ngebangunin dia. Dia adalah kebo kelas berat. Tapi yaitu, temen-temen kamarnya juga begitu, sama-sama kelas berat. Jadi gak ada yang ngebangunin gegara berbarengan masih tidur.

Dia mengikuti kegiatan mahasiswa yang sama dengan gagas, yaitu IAAS. Mereka berdua sangat aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut, jadi sering tidak mengikuti kegiatan asrama juga seperti gua. Tapi seenggaknya mereka aktif mengikuti kegiatan eks-kuliah gitu. Lah gua, malah jalan-jalan men!!!!

Dia adalah manusia yang retan galau semenjak tidak lagi berbagi hati (ini bahasa halus). Dia galau. Galau abis. Terkadang suka menyangkutkan segala sesuatu dengan hati, kocak dah pokoknya. Untungnya dia tidak terlalu desperate seperti gua (lah?). Hatinya sudah dapat berpindah ke seorang wanita yang .... ah sudahlah, biarkan dia dengan ceritanya yang baru.

Terkadang kalo gak ada kegiatan di asrama tuh rasanya jadi bosen gitu. Cuma nikmatiin internet mulu lama-lama bosen juga. Jadi tidak lah lengkap kalo kita gak mengikuti suatu kegiatan di kampus ini. Seperti gagas dan bobby yang mengikuti UKM, gua juga begitu. Namun salah satu yang kegiatannya random abis tuh si Taufik.

Taufik adalah seseorang yang kegiatannya random abis. Tiba-tiba ada di asrama. Tiba-tiba gak ada di asrama. Baru bentar ngeliat dia di kamar, beberapa menit kemudian dia menghilang. Keberadaannya sungguh sangat dipertanyakan saat itu. Sempat disebut anak intel karena sering ngilang gitu tapi nilainya gak buruk lah. Hebat.

Dia adalah orang yang islamik abis. Kehidupannya masih berada di jalan yang benar. Setidaknya dia selalu mengingatkan teman-temannya akan perbuatan yang baik. Tapi ya itu, kehadirannya memang patut dipertanyakan. Jadi terkadang saat ada yang membutuhkan sebuah nasihat untuk berbuat baik, dia hilang.

Kamar delapan ini mampu bertahan lebih lama dalam penjalaran kutu daripada kamar gua sebelumnya. Namun serangan kutu tetap masuk ke dalam kamar ini. Gua yang tadinyasangat nyaman ketika tidur di kamar ini, namun serangan itu juga menghampiri kamar ini hingga gua kembali sulit tidur lagi. Serangan kutu ini memang sungguh  mengerikan. Kemudian gua menemukan kamar 121. Kamar yang berantakan seperti kamar 8, namun bersih dari ancaman kutu. Gua pun hinggap kesana.  

Pernah gua sebutkan disaat pertama masuk asrama, nama gua tidak terpampang dalam papan pengumuman. Ternyata terjadi kesalahan disana. Diant...


Pernah gua sebutkan disaat pertama masuk asrama, nama gua tidak terpampang dalam papan pengumuman. Ternyata terjadi kesalahan disana. Diantara ratusan nama, hanya nama gua yang lupa tercetak, kenapa??? Mengapa??? oh MENGAPAA??? *okeh mulai lebay*. Nama gua seharusnya tercantum di kamar nomer 2 gitu, tapi yasudahlah. Penjaga asrama ngasih kunci dan gua langsung menuju kamar gua.

Gua masuk kamar. Pintu mulai terbuka. Disana terlihat ada dua pasang ranjang tingkat, empat buah lemari, meja belajar, kursi dan seseorang yang sedang memunggungi gua. Kemudian ia berbalik badan. Ternyata dia adalah dosen gua *garing*, bukan, bukan, dia adalah teman sekamar gua. Namanya iril.

Iril adalah teman sekamar gua yang pertama kali gua kenal. Ya jelas lah, dia hanya sendirian saat itu. Pertama masuk asrama tuh masih puasa gitu, jadi karena iril sudah lebih dulu tinggal di asrama, dia jadi tempat gua bertanya seputar kampus. Terutama bagian pencari takjil. Yang gua pelajari di asrama saat bulan puasa yaitu, kita harus jeli dalam mencari takjil saat berbuka. Bila beruntung, bisa saja kita dapet nasi bungkus gratis men. Sungguh sangat mantap sekali, wuaw.

Iril berasal dari pekalongan. Menurut gua sih dia gak terlalu medok banget, soalnya dia terkadang kalo ngomong pake kata-kata ‘gue-elo’ gitu, gak kayak yang laen masih pake ‘aku-kamu’. Cukup gaul sih, tapi selera musiknya yang gak terlalu gua suka (kayak selera musik gua udah bagus aja). Iril sepertinya merupakan fans fanatik dari peterpan yang kini telah berganti nama jadi noah. Setiap hari lagu yang disetel gak jauh-jauh dari itu. Sampe tidur pun yang disetel lagu itu. Kalo lo lewat lorong di asrama gua, terus denger ada lagu noah berkumandang, sudah dapat dipastikan itu adalah kerjaan temen kamar gua satu ini, iril.

Iril tuh salah satu mahasiswa rajin menurut gua. Disaat yang lain sedang bermain atau makan mi goreng (loh kok mi goreng yak), dia masih menyempatkan diri untuk belajar. Dia bukanlah tipe orang yang mudah terbawa arus untuk malas belajar. Cukup tangguh. Dia juga menaruh tulisan-tulisan motivasi gitu biar makin semangat. Oke gak tuh. Gua juga pernah nulis begituan tuh, tapi rada beda. Tulisan gua: [nama cewek] istimewa (oke gua salah gaul). Iril juga merupakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Salah satunya dia ikut BEM gitu, wuaw.

Setelah gua mengecek seluruh isi kamar, tiba-tiba ada lagi yang masuk kamar. Dia masuk dengan terburu-buru gitu. Orang itu berkulit putih, rambut yang lumayan gondrong dengan menggendong tas besar layaknya seorang traveler. Dia masuk ke kamar dan kita saling berkenalan. Namanya adalah fensa. Kemudian dia langsung pergi lagi.

Fensa adalah salah satu orang yang nyentrik abis menurut gua. Dia masuk ke kamar, terus tiba-tiba keluar lagi. Gua baru tau, ternyata dia keluar untuk potong rambut, karena saat kembali, tiba-tiba rambut yang lumayan gondrong tadi sudah menghilang. Seperti yang gua bilang kalo si fensa itu nyentrik, karna hal itu dengan sekejap hampir seluruh anak lorong gua langsung mengenal dia.

Fensa termasuk orang yang jago kalo maen bola. Dia adalah penyerang yang tangguh. Gua awalnya gak begitu yakin. Tapi setelah maen bareng, gua yakin banget. Suka maen PES juga, dan jago. Gua heran sama nih anak, kayaknya tiap hari dia maen PES mulu kali yak sampe gondrong *gak ada hubungannya*.

Fensa adalah salah satu teman seperjuangan gua. Seperjuangan melawan serangan kutu, hell yeah. Awal mula yang terkena serangan kutu adalah si fensa. Dia diserang habis-habisan hingga meninggalkan banyak bekas luka di kakinya. Fensa sampe ngebeli kasur lagi untuk menghindari serangan kutu tersebut. Namun tetap tidak berhasil. Pernah saat jam dua pagi gua masih terbangun. Gua ngeliat si fensa masih berkutat dengan kasurnya buat nyariin kutu-kutu yang ada. Sungguh menyedihkan memang melihat fenomena ini. Emang tuh kutu kampret abis.

Melihat sekitar kamar udah. Ngeliat kondisi kamar mandi udah. Kenalan udah. Yap segala kegiatan awal sudah gua lakukan. Setelah sedikit berbincang, gua keluar berkunjung ke tempat teman lama gua. Saat gua keluar, gua bertemu dengan temen kamar gua yang terakhir. Namanya galih. Saat gua keluar, tiba-tiba dia bertanya, “mau kemana fizh?” wuaw, dia baik sekali *apasih*.

Galih, ia adalah salah seorang penyedia media untuk anak-anak lorong ngumpul dan bermain bersama. Laptopnya punya spesifikasi yang lumayan untuk dimasuki beragam game-game yang cukup berat. Jadi kalo ada game baru, silakan install di tempat galih, kemudian MAINKAN!!!!

Dulu adalah jamannya gua suka ngasikin gitu. Kayak pas temen gue lagi demen-demennya sama korea korea apalah itu. Gua ikut ngasikin. Gua donlot MV salah satu girlband korea gitu yang HD. Terus gua tonton tuh. Gua sih slow aja, Cuma buat seru-seruan gini. Takutnya sih sisi kelakian gua dipertanyakan gitu. Eh, tiba-tiba si galih ikutan dan jadi keterusan tuh dia. Tiba-tiba mulai nyetel dari yang korea sampe jepang. Waduh, ni anak sepertinya suka yang beginian dari dulu, tapi masih malu-malu gitu. Ternyata gua yang pelopornya, haduh -__-

Galih tuh yang sering gua liat dia hanya nemplok di meja belajarnya sama di kasurnya. Gua bangun tidur, dia masih tidur. Gua selesai mandi, dia di kasur bareng laptop. Gua pulang kuliah, dia di meja belajar bareng laptop. Gua selesai makan malem, dia di kasur bareng laptop. Begitu terus gua ngeliatnya. Tubuh macam apa yang bisa bertahan melakukan kegiatan seperti itu terus, wuaw.

Gua sungguh sangat nyaman dengan kamar gua sebenernya. Dulu snyal wifi bisa nyampe kamar gua. Tempat tidur gua juga langsung menghadap jendela, jadi saat gua terbangun, gua bisa langsung ngliat pemandangan gitu. Tapi semua berubah ketika wifi sudah gak nyampe kamar gua lagi dan serangan kutu datang. Gua jadi susah tidur gitu. Kemudian gua mencoba hijrah tidur di kamar lain. Kamar itu adalah kamar 08.

“IPB tuh kekeluargaan banget dah” Kalimat itu gua dapatkan dulu dari salah seorang guru ketika gua diterima di kampus ini dan gua ing...



“IPB tuh kekeluargaan banget dah”

Kalimat itu gua dapatkan dulu dari salah seorang guru ketika gua diterima di kampus ini dan gua inget kata-kata itu sampe sekarang. Gimana enggak, gua mikir kehidupan perkuliahan itu penuh dengan individualitas yang tinggi gitu. Jadi gak kebayang dah kalo ada kampus yang kekeluargaan banget. Yah setiap kampus juga pasti gitu yak. Kenapa bisa dibilang kekeluargaan banget mungkin karena adanya asrama.

Asrama tuh kayak sebuah miniatur indonesia gitu, dimana lu bisa ketemu macam-macam ras di dalamnya. Mulai dari ujung barat sampai ujung timur bisa lu temui disana.  Asram tuh tempat dimana lu bisa tidur sambil melihat pemandangan alam sekitar. Asrama tuh tempat lu bisa maen PES, dota, CS, dll sepuasnya. Asrama tuh tempat lu bisa belajar bareng. Asrama tuh tempat lu bisa mengeluarkan sisi emosianal apapun. Asrama tuh rame banget. Yah pokoknya asrama tuh kekeluargaan banget dah.

Gua jadi inget dulu dimana nama gua gak terpampang saat pembagian kamar. Gua juga inget gimana gua harus ngantri untuk dapet kamar mandi dan tiba-tiba aer kamar mandi tuh abis. Serangan kutu kasur juga merupakan hal yang tak terluapakan. Sungguh sangat sulit dilupakan. Serangan kutu itu yang bikin gua harus berpindah-pindah kamar. Sadis abis. Gak kerasa akhirnya semua kenangan itu akan tertinggal di asrama. Tersimpan rapih kebersamaan itu. Kini tiba saatnya untuk keluar dari asrama.

Pengumuman keluar asrama udah ditempel ditiap pintu kamar sebulan sebelum tanggal pelaksanaan yang sebenarnya. Pemberitahuan ini diberlakukan agar para mahasiswa mempersiapkan kepindahnnya gitu. Gua sih saat itu udah dapet kontakan gitu, jadi ya santai aja ngeliat pengumuman tersebut. Gua tinggal ngepak barang dan menyiapkan tenaga untuk membawa seluruh barang dalam kamar. Yak, gua siap meninggalkan asrama, emm namun kayak belom siap ninggalin kenangannya gitu *asik*.

Jadwal keluar asrama ini bertepatan dengan ujian gua yang terakhir. Jadi gua gak belajar sehari sebelumnya karena mindahin barang ke kontrakan *hanya alibi*. Saat pengecekan asrama dilakukan, gua tidak ada di tempat karna masih ujian. Jadi temen sekamar gua yang menggantikan. Ujian kali itu gua selesaikan dengan sangat super duper mega cepat abis gitu, jadi gua bisa langsung balik lagi ke asrama untuk melihat keadaan disana. Ternyata sudah selesai semua urusan kamar. Gua udah dapet Surat Bebas Asrama dengan IP asrama yang sungguh sangat menyedihkan, huhu... Gua gak nyangka banyak juga ya kegiatan asrama yang gak gua ikuti selama gua melancong ke ibukota, hahahaha....

Gua melangkah keluar asrama. Membawa barang-barang menuju kontrakan. Meninggalkan kamar gua. Meninggalkan asrama. Meninggalkan seluruh kenangan di dalamnya. Mungkin gua gak ering berada di kamar gua. Mungkin gua sering berpindah-pindah. Mungkin gua jarang ikut kegiatan asrama. Tapi semua hal yang gua lakukan di asrama itu terkenang sekali. Mendapat teman-teman baru dan beragam itu menyenangkan. Membuat sesuatu yang baru atau melakukan hal gila bersama.

Salah satu percakapan yang gua inget saat perjalanan adalah....

Temen             : fizh, ada yang ketinggalan gak?
Gue      : gak tau dah, ada gak ya??
Temen : coba inget-inget dulu
Gue      : oh iya ada
Temen : apaan?
Gue      : hati gue, hati gue tertinggal di asrama putri....

pfftttttt              

Selamat tinggal kehidupan asrama. Selamat tinggal semua kenangan didalamnya. Selamat tinggal teman-teman asrama yang telah berpencar. Jangan lupa dengan gue ya. Hohohoho...

Salam kecup kutu asrama :*
Powered by Blogger.

Pages