Serangan kutu di kasur gua semakin menggila. Sekujur kaki gua mulai dijamahi habis-habisan. Jam terbang gua ke dunia mimpi menjadi tergangg...

Kamar 08

/
0 Comments

Serangan kutu di kasur gua semakin menggila. Sekujur kaki gua mulai dijamahi habis-habisan. Jam terbang gua ke dunia mimpi menjadi terganggu. Hanya mata yang terus memandang ke langit-langit. Begitu pula tangan gua yang terus menggerus kaki akan gatalnya serangan kutu tersebut. Ini pertanda perang melawan kutu harus segera terlaksana.

 Gua udah sempet melakukan pembersihan di kamar. Kasur gua jemur, gua semprot dan gua bakar. Ini serius, kasurnya sempet gua bakar. Menurut saran dari teman, kutu itu rentan terhadap panas. Atas saran tersebutlah gua mulai membabi buta membakar kasur gua. Hasilnya.... nihil. Sial, para kutu masih saja hinggap di kasur gua men.

Saat di asrama, gua sangat suka hinggap di kamar-kamar temen yang lain. Gua ingin mengetahui bagaimana nasib mereka yang juga terserang oleh kutu kasur itu. Setelah hinggap di beberapa kamar, gua mendapati sebuah kamar yang masih belum terlalu terjangkit oleh serangan kutu ini. Kamar ini kamar delapan.

Di kamar delapan terisi oleh empat orang, yaitu gagas, taufik, bobby dan agum. Mereka berempat sepertinya rajin sekali membersihkan kamar, hingga ada jadwal piket tersendiri. Wuaw. Sampai suatu hari si agum entah dengan alasan apa pindah ke kamar sebelah dengan meninggalkan kasurnya di atas. Gua yang sempat ngobrol-ngobrol dengan mereka bertiga hingga larut malam pun mencoba untuk tidur di tempat agum. Gua tidur nyenyak.

Gua semakin sering tinggal di kamar delapan. Kasur agum pun jadi tempat peristirahatan gua. Kasur yang bebas dari kutu. Gua aman untuk sementara. Anak-anak di kamar delapan sih gak terganggu dengan kehadiran gua disana. Gua gak terlalu ngacakin kamar itulah. Kamar itu sendiri malah yang udah acak-acakan. Haha

Di asrama tuh setiap kamar di kelompokin per lorong gitu. Tiap lorong terdiri dari 10 kamar. Tiap kamar terdiri dari empat orang. Terus di setiap lorong tuh ada kayak pemimpinnya gitu. Disebutnya sih ketua RT.  Jadi kayak perumahan gitu yang tiap jalannya berderet rumah-rumah, kemudian tiap jalan tuh ada ketuanya gitu. Nah, ketua di lorong gua ini ada di kamar delapan. Namanya Gagas.

Gagas adalah orang jawa yang masih menyimpan kemedokannya. Masih sering pake bahasa indonesia sih. Tapi saat bertemu teman sejawatnya seperti fensa, kemudian ngomong boso jowo, udah dah gue dengernya cuma blu bub blu bub blub..... Gagas juga jago bahasa inggrisnya, jadi kita bisa sharing tentang penggunaan kata gitu.

Bagi gua, gagas adalah seorang seniman (dipuji biar pas baca seneng). Dia jago musik. Kalo ada gitar, terkadang gua belajar dari dia. Dia jago gambar. Gua sering ngeliat gambaran-gambarannya dan itu not bad lah. Dia jago desain. Dia sering banget jadi panitia bagian PDD (Promosi dokumentasi dekorasi) gitu. Jadi kedapetan dah tugas ngebuat logo, pamflet, poster dan segala macemnya itu, hasilnya pun terlihat memuaskan. Sekarang dia lagi jajal nulis-nulis gitu. Gile dah keren abis anak itu. (Paragraf kali ini diperuntukkan untuk memujinya, hahaha)

Seorang seniman itu pasti ada anehnya. Kalo gak aneh itu bukan seniman (ya kali). Nah kalo si gagas itu tuh suka teriak teriak sendiri gitu. Ada atau gak ada apa-apa sering teriak sendiri. Dia juga orang yang suka lupa naro barang.Sebentar-sebentar ada aja salah satu barang yang hilang. Terus dia pasti langsung rusuh banget nyariin barangnya.

Salah satu temen seperjuangan gua juga dalam menghadapi serangan kutu. Yak, kasurnya juga menjadi wadah tempat berkembangnya para kutu. Katanya sih dia udah sering ngejemur dan ngebersihin kasurnya, tapi masih aja ada tuh kutu. Gua juga begitu!!!!


Kamar delapan ini adalah kamar yang paling sunyi di kala pagi. Kenapa? karna orang-orang yang mendiami kamar itu tuh kebo abis. Mereka kuat sekali tidur sampe malam. Jadi bangunnya pasti kesiangan mulu. Salah satu kebo kelas berat adalah Boby.

Boby adalah manusia yang paling susah banget bangun di kamar itu. Gak bakal cukup sekali dua kali untuk ngebangunin dia. Dia adalah kebo kelas berat. Tapi yaitu, temen-temen kamarnya juga begitu, sama-sama kelas berat. Jadi gak ada yang ngebangunin gegara berbarengan masih tidur.

Dia mengikuti kegiatan mahasiswa yang sama dengan gagas, yaitu IAAS. Mereka berdua sangat aktif dalam mengikuti kegiatan tersebut, jadi sering tidak mengikuti kegiatan asrama juga seperti gua. Tapi seenggaknya mereka aktif mengikuti kegiatan eks-kuliah gitu. Lah gua, malah jalan-jalan men!!!!

Dia adalah manusia yang retan galau semenjak tidak lagi berbagi hati (ini bahasa halus). Dia galau. Galau abis. Terkadang suka menyangkutkan segala sesuatu dengan hati, kocak dah pokoknya. Untungnya dia tidak terlalu desperate seperti gua (lah?). Hatinya sudah dapat berpindah ke seorang wanita yang .... ah sudahlah, biarkan dia dengan ceritanya yang baru.

Terkadang kalo gak ada kegiatan di asrama tuh rasanya jadi bosen gitu. Cuma nikmatiin internet mulu lama-lama bosen juga. Jadi tidak lah lengkap kalo kita gak mengikuti suatu kegiatan di kampus ini. Seperti gagas dan bobby yang mengikuti UKM, gua juga begitu. Namun salah satu yang kegiatannya random abis tuh si Taufik.

Taufik adalah seseorang yang kegiatannya random abis. Tiba-tiba ada di asrama. Tiba-tiba gak ada di asrama. Baru bentar ngeliat dia di kamar, beberapa menit kemudian dia menghilang. Keberadaannya sungguh sangat dipertanyakan saat itu. Sempat disebut anak intel karena sering ngilang gitu tapi nilainya gak buruk lah. Hebat.

Dia adalah orang yang islamik abis. Kehidupannya masih berada di jalan yang benar. Setidaknya dia selalu mengingatkan teman-temannya akan perbuatan yang baik. Tapi ya itu, kehadirannya memang patut dipertanyakan. Jadi terkadang saat ada yang membutuhkan sebuah nasihat untuk berbuat baik, dia hilang.

Kamar delapan ini mampu bertahan lebih lama dalam penjalaran kutu daripada kamar gua sebelumnya. Namun serangan kutu tetap masuk ke dalam kamar ini. Gua yang tadinyasangat nyaman ketika tidur di kamar ini, namun serangan itu juga menghampiri kamar ini hingga gua kembali sulit tidur lagi. Serangan kutu ini memang sungguh  mengerikan. Kemudian gua menemukan kamar 121. Kamar yang berantakan seperti kamar 8, namun bersih dari ancaman kutu. Gua pun hinggap kesana.  


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.

Pages