Yang Kedua
/
2 Comments
Setahun yang
lalu di bulan yang sama seperti ini, di malam yang sama seperti ini, di bawah
sinar bulan yang juga sama seperti ini, gue bersama kawan-kawan gue melakukan
hal spontan yang tidak terduga. Secara spontan kita merencanakan sebuah
surprise kepada seseorang teman dari asrama putri. Entah siapa yang terlebih
dahulu mencetuskannya, tapi kita dengan sigap menanggapinya, semacam challenge accepted
gitu. Tahun ini, hal itu kembali kita lakukan.
Suatu hari
disaat gue sedang bengong karna rasa gabut yang datang menghampiri, gue
kepikiran cerita masa lalu (yaelah). Gue teringat kembali masa tahun pertama
dimana gue masih di asrama. Masa dimana gue masi cupu dan maen seru-seruan
bareng. Gue jadi keinget dulu pernah ngasih surprise ke seseorang dengan super
spontan abis. Hari itu kita tau dia ulang tahun. Sore kita ngumpul. Malem
langsung beraksi. Gue langsung mikir kenapa gak buat gitu lagi ya. Mungkin
bakal lebih seru. Mungkin.
Sebagai
seorang pionir, gue mencoba menghubungi teman-teman gue yang dulu bersama
melakukan aksi ini. Kita udah jarang ketemu karna beda fakultas dan jurusan.
Jadi hanya pesan singkat dan media sosial lah yang bisa mempertemukan kita. Merekapun
menyanggupi ajakan gue untuk melakukan hal ini lagi. Oke kita siap.
Bedanya dengan
taun lalu, kita udah ngomongin ini semenjak beberapa bulan sebelum tanggal
pengeksekusian. Namun hanya obrolan kecil dan wacana doing, itu juga gak
sering, karna kita udah sibuk masing-masing. Jadi kita udah menyamakan tanggal
dia ultah dengan jadwal kita. Kita harus gak punya kegiatan yang terlalu
menyita waktu biar bisa ngumpul. Waktu sudah pas, tinggal pengeksekusian saja.
Hari yang
ditunggu pun tiba. Kita semua ngumpul setelah acara pertandingan olahraga yang
sedang berlangsung di kampus. Seperti biasa, kita gak ada persiapan sama
sekali. Yang kita lakukan cuma menentukan jadwal doang. Alhasil, sama seperti
tahun lalu, kita mencari-cari barang apa yang bakala kita kasih ke dia.
Seenggaknya gak seabsurd tahun lalu.
Malem itu kita
masing-masing nyari barang apa yang bakal dikasih satu-satu nantinya. Gue
ngubek-ngubek barang-barang kosan temen gue. Entah terpikir apa, tiba-tiba gue
dapet ide buat ngasih dia sebuah pembalut. Eh, salah. Gak mungkin ditempat cowo
ada benda kayak gitu, terlalu horror. Gue teringat kalo temen gue ini jadi
medis di suatu acara, terpilihlah sebuah hansaplas untuk gue berikan nantinya. Gue
milih hansaplas karna nantinya bisa berguna ketika secara tidak sengaja dia
jatuh dan terluka, hansplas itu bisa berguna. Namun kalo hatinya yang terluka,
orang yang ngasih hansplas bisa berguna kok (yaelah). Filosofis banget gak sih.
Entah kenapa
secara absurd kawan-kawan gue mendapati barang dengan jenis yang hamper sama.
Rata-rata sejenis obat-obatan, minuman energy dan yang lainnya. Merek a terlalu
absurd dalama memilih barnag. Kita menunggu hari berganti di kosan temen gue
yang ternyata bersebelahan dengan kosan dia yang bakal kita buat terkejut
kembali. Kita gak menyiapkan apa-apa. Kita hanya bermain sembari menghabiskan
waktu aja. Karna spontan itu lebih asik dan lebih mengejutkan (maneeee!!!!).
Kita naek ke lantai 3. Lantai 3 merupakan
tempat bagi para penghuni kosan menjemur pakainnya. Namun yang special disini
yaitu tempat itu terhubung langsung dengan kosan dia yang bakal kita buat
terkejut. Luar biasa. Tempat sudah mendukung. Suasana sudah mendukung. Kita
sudah menghubungi teman sekamarnya untuk membawa dia naek keatas dan membuat
dia terkejut.
Dia naek ke
lantai 3. Kita sudah siap dengan gitar dan lagu persembahan. Dia hadir dan
dengan segera kita menyanyikan lagu untuk merayakan hari ulang tahun dirinya.
Sama seperti tahun lalu. Kita terlalu cacad dalam menyanyikannya dan gue gak
perduli. Dia shock, bingung dan akward moment sedikit muncul. Orang gila macam
apa yang tiba-tiba naek keatas lantai 3 dan membuat surprise seperti ini lagi. Selanjutnya
kita ngasih barang spesial untuk dirinya. Semoga dia terkejut ketika membukanya
nanti.
Malam itu
bulan sedang bersinar dengan terang. Angin malam yang sejuk menghampiri. Cerita-cerita
saat tahun pertama yang kian hadir. Entah mengapa malam itu gue jadi bahan
ledekan, tapi gak masalah, yang penting kebahagiaan sedang menyelimuti kita. Malam
itu yang gue harapkan semoga dia tetep terkejut dan akan terkejut hingga
nantinya. Semoga ini berkesan dan jangan menyesal dapet gangguan dari kita. Yah,
kata hanyalah sebuah kata. Selamat ulang tahun ya.