Asrama, khususnya asrama putra merupakan suatu singgasana dimana tempat para lelaki tinggal disana. Dimana terdapat sedikit kerapiha...


Asrama, khususnya asrama putra merupakan suatu singgasana dimana tempat para lelaki tinggal disana. Dimana terdapat sedikit kerapihan yang menyinggahinya. Dimana pengkondisian kamar sudah umum terbentuk secara brutal. Dimana hanya minoritas yang memiliki kamar secara normal dan selebihnya bisa dibilang abnormal. Entah karena kebrutalan atau suatu kebetulan. Perbedaan yang bisa dibilang lumayan. Dari hal itu semua, memicu hal-hal seperti, lingkungan yang kotor, ketidakteraturan pemosisian dan juga mengembangbiakkan mahluk yang tidak diinginkan hadir ditengah kehidupan para insan asrama, yaitu kemunculan kutu. Serangga kecil dengan daya ganggu yang besar. Mampu mengganggu setiap insan yang ingin masuk dalam lelapnya. Menganggu mimpi indah yang hampir didapatinya. Menyebarkan rasa gatal di sebagian anggota tubuh.

Itu merupakan hal yang sempat gua rasakan semenjak masuk di asrama ini. Awal gua menempati kamar gua, masih dalam keadaan yang bisa dibilang tertata. Beberapa minggu kemudian, mulailah perubahan pengkondisian ruangan kamar tersebut. Pakaian tergantung dimana-mana. Buku-buku berserakkan. Kertas-kertas beterbangan. Tumpukkan benda-benda di kasur. Ini yang secara tiba-tiba memunculkan serangga itu di kasur gua. Awalnya nyaman-nyaman aja tidur di kasur gua yang biasa. Namun lama kelamaan mulai terasa gatal dibeberapa anggota tubuh gua. Awalnya gua pikir karna belom mandi *ketahuan males mandi*, ternyata sekitar semingguan gua masih merasakan hal yang sama. Akhirnya gua segera membenahi kasur gua. Menjemurnya. Membabat habis serangga yang benar-benar muncul di sekitar kasur gua. Berhasil memberantas serangga dan menjemurnya, gua kembali merapihkan kasur tersebut juga sedikit bagian dari kamar. Namun hanya bertahan beberapa saat. Serangan itu muncul kembali. Mungkin sang kutu marah atas perlakuan yang didapatinya sehingag ia membalas dendam.

Akhirnya gua memutuskan setiap gua tidur, gua pindah di kamar yang laen. Karna ada kasur di salah satu kamar yang jarang dipake oleh sang pengguna, gua jadi make tuh kasur dan tidur disana. Disana gua tidak mendapati serangga-serangga kecil itu bersemayam pada kasur ini. Kasurnya masih dalam kondisi terbungkus oleh plastik. Jadi materi dari luar untuk masuk ke dalam sangat susah perpindahannya *ini maksudnya apa*. Serangganya masih ada, namun hanya segelintir yang melintas pada kasur yang gua singgahi saat itu. Serangganya pun terlihat jelas saat melintas, jadi bisa gua basmi dengan segera. Gua aman sentosa tidur disana.

Karna seringnya gua tidur dikamar itu, terjadilah akulturasi antara kamar 02 (kamar gua) dengan kamar 06 (kamar yang gua singgahi). Gua jadi sering maen kesana. Entah maen apapun itu. Anak-anak di kamar itu kocak-kocak abis.

Tak lama dari itu, hal serupa terjadi kepada tiga teman kamar yang gua singgahi ini. Serangga menyerang kasur-kasur mereka. Merenggut kelelapan tidur mereka. Gua juga masuk dalam list penyerangan itu. Naman penyerangannya yang dilakukan terhadap gua lebih transparan karena adanya penghalang dari pembungkus plastik pada kasur yang gua singgahi. Para serangga kecil itu memberontak. Mereka tidak bisa diam saja melihat para insan asrama tidur lelap.

Menanggapi hal itu, salah satu dari tiga teman kamar yang gua singgahi itu menyuluhkan untuk mencari cara penangan kutu melalui internet. Gua mulai mencari kesana kemari dengan menggunakan fasilitas search engine itu. Menemukan satu per satu cara penangan kutu yang biasanya menyerang kasur. Disana dijelaskan untuk memberantas serangan maha dahsyat *lebay* dari kutu tersebut adalah dengan membersihkan seluruh bagian kasur, menjemur kasurnya, membersihkan sela-sela tempat tidur, semprotkan cairan anti serangga yg ada, dan jangan lupa pakai kapur ajaib. Waw, kapur ajaib. Oke disini juga kita dituntut untuk turut berartistik ria pula dalam memberasimi serangga kecil tersebut. Teman dari kamar lain juga menyarakan untuk membakarnya.

Kasur gua jemur. Tempat tidur gua bersihkan. Kapur ajaib sudah tersida. Juga korek api yang siap untuk membakar segalanya. Mulai melukis di kanvas coklat itu dengan kapur ajaib. Mulai membakar ria di sekitar permukaan kasur. Oke pembakaran ini emang agak ekstrim. Jadi kalo asrama terjadi kebakaran, pastilah tau siapa yg bakal disalahkan.  

Semua tertata rapih. Gua membenahi barang-barang sekitar kasur. Menempati barang-barang lebih normal dari biasanya. Menjaga kebersihan di sekita kasur gua. Kemudian mulai menempati kembali kasur yang selama ini gua tinggali. Kasur yg tergeletak dingin dan kesepian tanpa kehadiran gua. Kasur yang telah beberapa minggu ditemani serangga kecil itu dan keluarganya. Kali ini sudah terasa nyaman. Rasa gatal itu berkurang. Gua sudah mampu terlelap dalam tidur ini.

Bisa tidur dengan nyaman itu sudah cukup bagi gua. Tak ada gangguan dari apapun apabila kita menjaga lingkungan tempat kita tinggal. Jadi mulailah dari sekarang menjaga lingkungan sekitar kita. Karna yang akan menerima dampak dari lingkungan sekitar atas apa yg kita perbuat atau yang kita acuhkan itu adalah kita sendiri.

Di postingan terdahulu yang juga tentang para pengejar layangan, gua menjelaskan tentang kehidupan gua yang mencoba belajar menjadi ...


Di postingan terdahulu yang juga tentang para pengejar layangan, gua menjelaskan tentang kehidupan gua yang mencoba belajar menjadi pengejar layangan namun bukan menjadi pelaku dalam permainan layangan. Di potingan kali ini sedikit berbeda. Disini gua menceritakan tentang film yang telah gua tonton. Filmnya berjudul ‘kite runner’. Saat gua liat judul film ini, gue rasa film ini pasti keren dah. Gua coba mencari-cari di internet untuk mendownloadnya namun selalu gak dapet. Setelah beberapa lama, gua baru dapet dari temen.

Di film ini di kisahkan tentang dua anak kecil dari Afghanistan yang gemar bermain layangan. Yang pertama adalah amir jan selaku majikan dari anak yang kedua yaitu Hassan. Mengambil plot timur tengah cukup luar biasa menurut gua. Disana kita bisa melihat keadaan timur tengah serta kebudayaannya. Nah dalam permainan layangan ini ada musimnya. Jadi saat musim layangan itu tiba, munculah puluhan layangan yang menghiasi langit Afghanistan.

Layangan penuh menghiasi angkasa. Setiap orang menggeluti permainan layangannya. Dimanapun tempatnya, mereka tetap bermain layangan. Tak alang apabila ada pemain layangan disana pasti ada orang-orang yang berkumpul yang secara tidak sengaja terbentuk menjadi sindikat para pengejar layangan. Mereka memperhatikan setiap permainan layangan. Melihat arah permainannya. Mengawasi kondisi angin. Saat layangan terputus, mereka mulai beraksi. Berlari sekuat tenaga mengalahkan para pengejar layangan yang lain. Ini yang gua suka dari film ini. Si hassan adalah pengejar layangannya. Si amir adalah pemain layangannya. Namun hasan juga bisa bermain layangan juga. Hebatnya si Hassan, dia tau dimana tempat layangan akan jatuh. Para pengejar lain sudah berlari mengejar layangan yang sedang jatuh. Hassan hanya menunggu di tempat layangan yang akan jatuh nantinya. Seperti memang telah Hassan prediksi, layangan benar-benar jatuh di hadapan dia. Ia mengambil layangan jatuh tersebut. Para pengejar layangan lain segera bubar mencari layangan jatuh yang lain. Usaha mereka terasa hampa.

Amir jan merupakan pemain layangan yang handal. Dia punya tehnik-tehnik dalam mengalahkan lawannya di angkasa. Hingga lawan terakhirnya mampu dikalahka juga. Layangan sang lawan terakhir putus. Para pengejar layangan mulai berlari mengejar layangan. Begitu juga Hassan. Ia berlari menuju tempat jatuhnya layangan terakhir tersebut. Dan benar, lagi-lagi ia mendaptkan layangan tersebut.

Oke, si Hassan keren abis. Gua gak masalah dah gak bisa maen layangan, yang penting gua bisa punya kemampuan seperti Hassan. Jadi gua gak usah bergelut dalam pengejaran layangan bersama para pengejar layangan yang lainnya. Gak perlu sikut-sikutan. Gak perlu seruduk-serudukan. Gue masih bisa nyantai dulu. Minum kopi sama maen catur dulu. Bahkan bisa baca buku dulu. Kalo udah deket tempat dimana sang layangan bakal jatoh, gua tinggal berlari kesana dan dengan sigap segera mengambilnya. Gua bakal jadi dewa dalam pengejaran layangan. Para pengejar layangan yang lain bakal jadi desperate karna layangan putus gua yang sikat semua. Mereka langsung turun kepercayaan dirinya. Merasa hidup ini terasa sungguh sangat berat. Mereka berhenti jadi para pengejar layangan dan mulai menjadi pengangguran. Mereka lambat laun menjadi traua akan sebuah layangan. Apabila ada layangan lewat mereka langsung guling-guling ketakutan atau sampe buang air di celana. Sungguh miris kejadian seperti itu. *oke gua mulai ngaco abis*

Lanjutan dari kisah ini berubah menjadi kisah drama. Dimana Afghanistan diserang oleh Russia. Hal itu menyebabkan keluarga amir pindah. Keluarga Hassan sebelumnya telah pergi dari kediaman keluarga amir karena suatu konflik. Amir dewasa tinggal di amerika. Ia memulai kehidupan baru disana. Beberapa bulan kemudian ia mendapat kabar dari pamannya yang berada di Afghanistan bahwa Hassan telah meninggal. Pamannya juga menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Barulah dari info pamannya itu, amir mengetahui bahwa Hassan merupakan adiknya. Kini Hassan telah tiada. Namun ternyata Hassan sudah mempunyai anak. Untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya dimasa lalu, amir mencari anak Hassan.

Film ini berlanjut kisah dramanya hingga akhir cerita. Film ini ditutup ketika amir berhasil mendapatkan anak Hassan. Kemudian mereka bermain layangan bersama. Kemampuan Hassan diturunkan kepada anaknya.

Nonton film ini sangat mengasyikkan. Karna kita bisa melihat kebudayaan timur tengah beserta sejarah mereka disana. Terkait juga tentang pengejaran layangan ini. Gua masih pengen punya kemampuan seperti Hassan. Pengejar layangan yang sudah mengetahui dimana tempat jatuhnya sang layangan.

“dan layangan masih akan terbang di angkasa”

Sabtu minggu lalu gua diajakin main sama jaro dkk. Setelah sehari sebelumnya gue baru saja menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) Pengan...


Sabtu minggu lalu gua diajakin main sama jaro dkk. Setelah sehari sebelumnya gue baru saja menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) Pengantar Matematika (PM). Gue segera menerima penawaran jaro tersebut. Hitung-hitung buat refreshing sehabis memutar otak untuk mengkalkulasikan angka dalam menghadapi soal-soal ujian dihari sebelumnya. Gue berangkat bareng apip dari bogor. Si dendi yang sama-sama juga di bogor tidak bisa ikut, entah alasannya kenapa. Kita janjian ketemuan dengan jaro di halte busway salemba pukul sebelas. Jadi gua dan apip berangkat dari bogor jam setengah Sembilan pagi.

Gue berangkat naek kereta menuju salemba. Ternyata si apip baru pertama kali ini naek kereta, dia norak sekali, enggak, dia norak banget, wahahah (teman yang jahat). Gue sebelom berangkat udah sarapan terlebih dahulu, namun si apip belom sarapan. Karna laper, dia ngebeli roti yang di jual dipinggiran stasiun. Rotinya sih biasa aja, cuma pemanisnya (gula bubuk)nya itu loh yg horror abis. Dia dikemas seperti sebungkus narkoba. Gua geli aja seketika apip digrebek karna salah sangka antara gula bubuk dengan narkoba. Ini juga dikuatkan dengan apip yang tiba-tiba ngisep gula bubuknya lewat idung. Oh ini enggak, itu udah ekstrim banget dah.

Gua mulai tertidur selama perjalanan. Soalnya gua udah tau jalan, jadi santai aja. Si apip yang notabene baru naek krl ini mulai celingu kanan – celinguk kiri. Dia mulai melihat-lihat sekitar. Dia juga ngeliatin daerah yang sempet longsor dengan nyodorin kepala kejendela sekuat tenaga hingga benar-benar terlihat. Norak banget dah tuh anak (padahal gua juga dulu kayak begitu). Gue tertidur kembali. Kita turun di stasiun cikini. Dilanjutkan dengan naek kopaja 502 dan kemudian menuju halte busway salemba. Gua yang udah tau jalan sih santai aja. Biar apip yang baru tau daerah sana yang menunjukkan ke-norak-annya (teman yang jahat lagi).

Di halte busway salemba bertemu jaro dan langsung berangkat ke halte bidara cina untuk bertemu dengan sipe dkk. Disana udah berkumpul semua. Ada gua, apip, jaro, sipe dan dian. Ada juga muklis dan arip, tapi mereka nyusul karena masih ada urusan yang belum terselesaikan. Kita berangkat dari halte bidara cina ke halte central park. Tujuan kita adalah mall taman anggrek. Berdiri dalam busway di awal karna penuh penumpang. Lama kelamaan penumpang turun. Kursi bagian depan busway kosong. Gue dengan sigap menduduki tempat duduk yang kosong dibagian depan busway. Temen gue diam saja hening sambil menahan tawa. Gue gak ngerti apa maksud mereka. Sampe di halte central park gue tetep menduduki tempat itu. Penumpang yang laen juga gak ada yang komentar. Baru gue mengerti setelah beberapa jam kemudian bahwa tempat itu adalah bagian khusus wanita. Siiit. Gua lupa kalo di busway juga ada bagian khusus wanita. Temen-temen gua malah hening saja, sial, gue jadi ngerasa manusia dengan wajah dan kelamin berbeda jauh. -___-

Sampe disana gue menahan segala ke-norak-an gue ngeliat mall segede gini. Gue harus menahan segala hasrat norak ini. Masih ada mall yang lebih gede. Sabar. Sabar. Sabar. Tujuan awal kita kemari yaitu untuk bermain ice skating. Antrian untuk maen ini tuh panjang banget dah. Selagi menunggu dalam antrian, sempatnya si jaro ngecas hapenya. Hebat sekali. Hape utama yang diabawa oleh temen-temen gua ini udah sekarat abis. Jadi hanya bermodal pada hape sekunder saja yang Cuma bisa nelpon dan sms doang. Kita semua jadi ngirit batre hape biar masih ada kesempatan buat foto-foto walau hanya sesaat.

Kita akhirnya udah beli tikat. Sempat sesaat foto-foto sedikit sebelum hape kita semua tewas sepenuhnya. Masuk ke dalam kemudian mengambil sepatu buat ice skating. Gue ngeliatnya keren abis tuh ice skating waktu gue lagi ngambil. Perasaan itu sirna seketika setelah gue memegang sepatu ice skating beraroma tersebut. Anjrit tuh sepatu bau kaki (yaiyalah). Gue make sepatunya dengan ngiket sekenanya aja. Gue jalan kayak orang pincang. Langsung ketahuan kalo gua adalah pemula. Gue mencoba menegaskan langkah sang kaki, mencitrakan kalo gua bisa menggunakan sepatu tersebut. Baru beberapa langkah tercipta gue langung kepleset. Hanjir, pencitraan gua gagal seketika. Gak masalah, gua tetep masang wajah keren.

Masuk tempat ice skating. Gue melangkahkan kaki kiri duluan masuk tempat ice skating-nya biar gak kepleset (dikiranya ini naek metro mini). Masuk disana gua tak merasakan gaya gesek yang besar di landasan ini. Gaya gesekknya terlalu kecil untuk melangkahkan kaki secara biasa *mulai gila karna hari senennya UAS fisika*. Jalan maju aja gak bisa gua, jadinya cuman nyengir-nyengir dipinggir doang bersama mereka yang juga gak bisa maju-maju. Tapi kalo gak ada perpindahan yang terjadi, berarti usaha yang gua lakukan = 0 *stress UAS fisika*. Gua mencoba memberanikan diri menyebrangi daerah tanpa ada pegangan. Temen-temen gua si jaro, sipe dan apip udah melaju didepan gua. Gua mencoba mengejar. Gue langkahkan kaki kanan, dilanjut kaki kiri, dilanjut dengan badan yang mulai goyah, dan akhirnya jatuh mencium tanah. Yeah, kampret abis dah itu gua langsung jatoh dengan posisi tengkurep. Baju dan celana gua berkolaborasi menjadi basah. Gua bangkit. Muncul sesosok anak kecil yang berdiri didepan gue, dia udah mahir. “ayo, ayo” ujarnya sambil menggoyang-goyangkan tangan. Okeh gua malah disemangatin anak kecil. Gue langsung maju membabi buta. Dan.... jatoh lagi. Namun dengan posisi sebaliknya. Sip, depan belakang gua udah basah. Gua sih gak masalah. Gua ngambil filosofi dalam belajar motor, apabila anda mau handal dalam mengendarai motor, setidaknya pernah jatuh beberapa kali. Oke jatuhnya gua ini menunjukkan gua bakal mahir setelah ini. Namun tetap saja gua gak bisa maju-maju. Karna capek gua jongkok aja. Secara tidak sengaja ada seorang anak kecil jatoh dihadapan gua. Langsung gua tolongin dah anak itu. Dengan posisi jongkok gua bantu anak itu bangkit dan menunjukkan muka gua yang mengandung arti : “jangan menyerah, hidup ini memang berat” *ngaco*. Hebatnya gua.

Isitirahat sebentar, gue ngencengin ikatan tali pada sepatu yang gua gunakan. Setelah mencoba lagi dengan ikatan tali yang lebih kencang dari sebelumnya, jadi terasa berbeda dari saat melangkah dilandasaan pertama kali. Gua jadi lebih bisa mengendalikannya. Gua mulai mengitari tempat ice skating ini. Ternyata gak terlalu susah. Jadi selama ini gua ngaco karena ikatan sepatunya kurang kenceng. -___-

Abis maen ice skating kita makan karna udah capek dan juga lapar pastinya. Muklis dan arip sudah datang. Si jaro ada urusan sementara, jadi kita pindah tempat ke atrium plaza (kalo gak salah). Si muklis gak bisa ikut karna masih ada urusan lagi yang belum terselesaikan. Jadi kita disana maen dulu di funworld. Tapi sebelumnya kita menghitung uang pembayaran makanan dan juga ice skating yang udah bercampur-campur. Hanya masalah itu, kita ngabisin waktu selama tigapuluh menit. Ngaco abis dah.

hasil perhitungan
Selesai menggila di fun world, kita makan di tempat yang sangat cocok bagi para pecinta nasi. Di tempat itu dijual nasi seharga DUA RIBU RUPIAH dan bisa di REFILL. Bayangkan sodara-sodara, hanya dengan dua ribu rupiah kita bisa mendapat nasi secara berulang-ulang. Hidup mahasiswa!!!! Yang sadis adalah lauknya. Harganya melambung tinggi tak sesuai dengan kuantitas yang diberikan. Gile lauknya dikit banget dah. Seharusnya kita disini makan nasi saja, hahahaha....

Dari sini gua langsung kerumah sodara gua. Apip yang sebelumnya mau ikut ke rumah sodara gua malah tidak jadi. Dia lebih memilih nginep di kost-annya si arip. Jadi dah gua pulang sendiri ke rumah sodar gua. Di perjalanan pulang barulah gua sadar, itu adalah malam minggu. Dibawah hingar binger lampu kota yang terlihat di dalam metromini, gua menatap keadaan luar yang tak begitu sepi. Orang-orang tetap melakukan berbagai aktivitasnya tak peduli malam apapun itu. Angkutan ini terus melaju, melahap ketentraman di malam minggu, dan gua hanya duduk termangu, menikmati indahnya malam itu.

UAS telah selesai. Ini merupakan waktu dimana para penghuni asrama pulang kembali kepangkuan orangtuanya. Setelah beberapa bulan menem...


UAS telah selesai. Ini merupakan waktu dimana para penghuni asrama pulang kembali kepangkuan orangtuanya. Setelah beberapa bulan menempuh masa perkuliahan yang sangat dramatis. Ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa khususnya para insan asrama yang telah lebih dahulu menyelesaikan UAS-nya. Termasuk gua juga yang memanfaatkan waktu ini untuk pulang kampong.

Gua pulang ke lampung rencananya hari senin tanggal 14 januari. Namun hari sabtu pagi ini gua udah berangkat. Gua berangkat ke tempat sodara dulu karna ada suatu urusan. Baru kemudian berangkat ke lampung dari rumah mbah gua yang berada di tanggerang. Sebelum itu, gua mendapat sms dari temen gua yang member info tentang konser box office nidji di depok. Jadi gua bakal kesana dulu barudah berkunjung kerumah sodara gua.

Kita berangkat bareng dari bogor jam sembilan. Dengan menggandeng tas berisi penuh pakaian khas orang-orang yang pulang kampong, kita berangkat. Dikarenakan bawaan kita yang sangat mengganggu dalam aktivitas menonton konser nantinya, jadi gue pergi ke rumah temen gue dulu buat naro barang-barang bawaan. Menuju ke rumah temen gue ini sungguh luar biasa sekali.Kita berjalan menelusuri jalan setapak demi setapak yang semakin lama terasa juga jauhnya. Mendalami jalan yang berliku-liku. Hingga akhirnya menemukan rumah tujuan dengan kondisi mengenaskan pada baju gue yang udah basah. Untungnya gue make jaket, jadi basahnya ketutup. Tapi seperti kata pepatah, sehebat-hebatnya tupai melompat pasti akan jatuh juga, ternyata bau badan gue gak mampu ketutup. Sampe disana kita istirahat sebentar sambil mengeringkan pakaian (lho?).

Kita berangkat ke tempat tujuan yaitu depok town square (detos) jam stengah dua belas. Acaranya mulai pukul dua belas. Dari rumah temen gua ke detos gak terlalu jauh. Jadi hanya perlu naek angkot sebentar udah sampe. Nah disini, bukan di daerah sini gua menemukan kejanggalan pada angkutannya. Angkutan disekitar rumah temen gue ini terlihat horror dimata gua. Angkutannya bukan seperti angkot-angkot yang biasa beredar di jalan raya, melainkan mobil pribadi dengan sebuah tanda yang menunjukkan bahwa kendaraan itu merupakan angkutan umum. Jenis mobilnya macem-macem. Kata temen gua kalo dapet mobil bagus ya bagus, kalo dapet jelek ya jelek, jadi intinya tingkat kehokian yang tinggi bakal mendapatkan kondisi angkutanya yang layak guna. Kenapa sebelumnya gua bilang horror? Ini karena lintasan yang dilaluinya itu disekitar jalur perumahan dan juga kondisi kendaraannya dalam keadaan tertutup, tidak seperti angkot-angkot yang notabene terbuka agar penumpang bisa langsung masuk dengan sigap. Angkutan ini malah lebih terlihat seperti sindikat penculikan anak muda. Gimana enggak, waktu gua lagi mencicipi angkutan itu, di dalam hanya terdapat segelintir orang dan mobil dalam kondisi tertutup. Anjrit gua serasa lagi diculik. Gua hanya berdoa aja semoga kita gak bakal di jual ke luar negeri. Okeh gua mulai ngaco.

Kita sampe di detos jam dua belas lewat. Acara belom di mulai. Oke budaya pengaretan muncul kembali. Gua dan temen gua sementara pergi ke toko buku terlebih dahulu sembari menunggu acara dimulai. Tujuan utama gua ke toko buku ini sebenarnya hanya menaruh barang bawaan gua yang mengganggu perjalan ini. Yak gua gak jadi nitip barang-barang di rumah temen gua. Gua taro barang-barang bawaan di tempat penitipan barang. Kemudian masuk sebentar ke dalam. Gua lupa kalo masuk kedalam, jaket juga harus dititipkan. Alhasil gua cuma make kaos yang sempet basah dan kini bau asem itu. Oke sedap banget rasanya. Gua mulai keliling toko buku sembari menghindari terjadinya papas an langsung dengan konsumen yang lainnya atau mereka bisa tewas seketika. Sebentar disana, kita pergi keluar.

Acara sudah dimulai, namun band yang pertama muncul bukan nidji. Band yang mengisi pertama kali adalah airplay. Gua hanya sekedar memperhatikan dan menikmatinya. Gua gak ngerti lagu apa dah yang dibawainnya, yang penting maennya gak buruk dah. Disana udah rame dan sumpek abis. Bikin puyeng. Ditambah teriakan-teriakan gak jelas dari para penontonnya dan segala jenis ke-norak-an lainnya. Gue yang secara proposional terlahir kece dalam kondisi tubuh yang cukup tinggi ini menikmati acara dengan santai karna masih terlihat jelas ke panggung. Gua hanya kasian sama temen satu gua yang kurang tinggi *bahasa halus*. Untuk menonton acara ini perlu usaha besar untuk mampu melihat panggung seutuhnya.

Kini giliran nidji memasuki panggung. Penonton mulai bersorak ketika satu per satu personel hadir di panggung. Di buka dengan lagu ‘tak akan pernah mati’ membuat semangat para penonton kembali lagi. Kemudian nidji bernostalgia kembali dengan membawakan lagu ‘biarlah’ disambung dengan ‘hapus aku’. Dua lagu ini tak menyurutkan semangat para penonton khususnya nidji holic (fans nidji kalo tidak salah) untuk terus bergoyang sembari menyanyikan lagunya. Suasana tambah meriah setelah aksi panggung nidji tersebut para pemeran tokoh dalam film 5 cm the movie hadir memasuki panggung. Ada igor “saykoji”, raline shah, fedi nuril dan herjunot ali. Dua pemeran lainnya yaitu pevita pearce dan denny sumargo tidak hadir dalam acara ini entah kenapa. Mereka dini menceritakan serunya bermain film 5 cm ini. Setelah berbincang sedikit ditambah teriakan-teriakan super dari setiap sudut panggung, nidji kembali tampil. Kali ini nidji membawakan lagu ‘rahasia hati’. Ini merupakan lagu yang gua tunggu-tunggu. Gak tau kenapa, soalnya waktu mendengar lagu ini pada scene bagian akhir film 5 cm, gue merinding dan menandakan kalo itu keren abis. Di lanjut dengan lagu ‘diatas awan’. Lagu yang mengisi beberapa scene dalam film ini. Keren abis dah. Yang gak gua senengin ya sumpeknya ini. Kita berdesak-desakkan. Para penonton disini tak pandang bulu dalam berdesak-desakkan, yang penting mereka dapat tempat untuk melihat sekalipun harus mengahntam orang-orang disekitarnya.

Udah sekitar dua jam kita berdesak-desakkan menonton acara ini. Sumpah gua udah gak kuat. Perut gua laper. Pinggang gua udah meringis kesakitan. Gua salut sama orang-orang yang kuat sekali nonton beginian bisa berdiri selama berjam-jam. Akhirnya kita pergi dari sana dan mencari makan. Kita makan somay disana. Tuh somay sadis banget dah harganya. Sepuluh ribu hanya dapet empat buah dan juga bumbu kacangnya dikit banget. Sadis dah. Untung somaynya enak, jadi sesuai harga. Kualitas sesuai tapi gak sesuai kuantitasnya.

Gue ngambil barang-barang yang tadi dititipin di toko buku. Dari sana kita langsung pulang. Hujan seketika menyambut perjalanan kami. Namun secara kita anak bogor, udah terbiasa dengan hujan semacam ini. Tinggal ngorek-ngorek tas sedikit, pasti muncul payung. Kita selalu sedia paying mau ada ujan atau enggak (y). Gue pulang ke rumah sodara. Dia pulang kerumahnya. Kita berpisah disini *halah apaan sih ini*

Sampe dirumah sodara, gue baru sadar kalo ini hari sabtu, berarti kalo udah masuk malam hari menjadi malam minggu. Seperti malam-malam minggu biasanya gue ngejogrok dikamar doang, dan barusan melakukan kegiatan sebelum masuk malam hari, maka dari itu gue member embel-embel “pra” disini. Jadi terlihat wah gimana gitu (???). Yah pokoknya jadikanlah malam-malammu itu termasuk malam minggu menjadi malam yang indah.   
Powered by Blogger.

Pages