Oke entah kenapa kali ini gua ngasih judul yang sedikit terlihat lebih serius. Ya secara kita manusia, butuh suatu renungan terhadap apa y...


Oke entah kenapa kali ini gua ngasih judul yang sedikit terlihat lebih serius. Ya secara kita manusia, butuh suatu renungan terhadap apa yang kita lakukan selama ini. Apakah hidup yang kita jalani ini sudah baik, biasa saja atau bahkan buruk malahan. Itu memang tergantung dari pemikiran tiap-tiap orangnya. Orang bisa merasa bahagia atas suatu hal. Ada juga orang yang bisa merasa buruk begitu saja karena suatu hal. Sebagian orang yang melihat kebahagian terselip diantara berbagai kejadian yang terjadi menyebutnya “kebahagiaan itu sederhana”.

“Dulu waktu SMA gua itu salah satu orang yang paling sibuk. Gua ngikutin beberapa kegiatan seperti lomba, seminar dan lain-lain. Gua jadi sibuk dan gak terlalu mikirin badan gua. Hmmm, kuliah ini gua gak mau terlalu sibuk lah. Gua mau nyantai aja.”

Yak kalimat diatas adalah ucapan temen gua yang mengungkapkan bahwa dirinya lebih sibuk saat SMA, jadi saat kuliah ini dia mau nyantai aja.

“Waktu SMA gua udah banyak ikut lomba dan hal lainnya, gua mau santai ajalah jadinya”
“Kalo lu gimana fizh?”

Pertanyaan tersebut membuat gua berhenti sejenak dari langkah yang sedang gua lakukan seraya berfikir. Gua bingung. Gua seperti apa sebenernya selama ini ya. Apa yang sudah gua lakukan. Jadi gua hanya membalas,

“Ya gini aja”
“Jadi lo gak berubah ya?”

Gua kembali berfikir sejenak, mulai kembali melangkahkan kaki gua meneruskan perjalanan menuju asrama. Pencapaian yang gua lakukan memang sedikit, sangat sedikit malahan. Temen gua bisa berkata bahwa dia mau nyantai saat kuliah karna dia sudah melakukan pencapaian yang bagus. Namun, nyantainya dia gak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pencapaiannya itu di masa perkuliahan ini. Bisa dibilang kebalikannya, gua sekarang ini sedang mencoba memupuk segala kemampuan gua. Meningkatkan bakat gua. Yah apapun yang bisa dilakukan untuk meningkatkan semua kemampuan itu.

Gua mulai belajar menulis. Untuk itu gua mencoba untuk mengikuti UKM bidang pers. Gua mencoba mengikuti kompetisi pembuatan novel. Gua mulai mencoba meningkatkan kreativitas gua. Untuk itu gua jajal buat wpap dan warhol yang masih rada ngaco. Gua mulai motrer-motret gambar. Gua mulai membuat video. Mulai mengikuti kompetisi pembuatan video. Sekarang-sekarang ini yang sedang gua lakukan adalah membuat video dokumenter tentang pendeskripsian kelompok gua kemudian menulis naskah drama dan menjadi pengarah ceritanya. Semoga semua itu dapat menumpuk pengalaman buat gua dan menjadi suatu tolak ukur dalam peningkatan kemampuan yang gua miliki.

Setiap orang mempunyai kesempatan masing-masing dalam menggapai kesuksesan. Setiap orang bisa berkembang, entah itu adlam kurun waktu yang singkat atau cukup memakan waktu yang lama. Oleh karena itu marilah kita berjuang terus untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Jangan merasa puas atas apa yang telah kita dapatkan. Teruslah berjuang menjadi yang lebih baik, setidaknya bisa lebih baik dari hari, jam, menit dan detik yang telah terleati.

Seperti biasa, tiap akhir pekan gua pasti berkunjung ke ibu kota. Menikmati berbagai acara di ibukota. Menikmati indahnya malam ibu kot...



Seperti biasa, tiap akhir pekan gua pasti berkunjung ke ibu kota. Menikmati berbagai acara di ibukota. Menikmati indahnya malam ibu kota. Seburuk-buruknya cuma tidur doang seharian disana. Hari jum’at biasanya gua berangkat menuju ibu kota setelah praktikum kimia terselesaikan. Pulang kembali ke bogor di hari minggu.

Minggu kemarin gua kembali ke asrama dan mendapati kamar yang telah terkunci. Entah dimana kunci itu berada. Okeh tiba-tiba kenistaan menghampiri gua. Kamar ini biasanya jarang dikunci, jadi gua bisa keluar masuk sesuka hati. Karna hal ini, gua pergi ke asrama lain. Gua menuju asrama C2 kamar 121, kamar yang sering gua kunjungi belakangan ini. Penjelasan tentang kamar ini beserta isinya bakal gua tulis dilain waktu. Akhirnya gua merapat sejenak disana.

Di kamar 121 hanya ada dua orang saat itu. Gibran dan Angga, keduanya sedang maen dota. Raut wajah mereka sungguh mengerikan, sepertinya mereka udah maen dari kemaren dah itu. Gua sih wajar dengan kondisi yang seperti itu, karna kerjaan orang-orang di kamar ini ya maen dota bareng. Gua tau cara maen dota yang baik dan benar juga dari mereka. Laptop gua lagi dalam kondisi yang gak asik untuk dimainkan. Jadi gua gak ikutan maen bareng mereka. Gua jadi gak ada kerjaan. Cuma ngeliat orang maen mah lama-lama bakalan bosen. Gua mulai mencari suatu kegiatan yang berarti. Tiba-tiba gua ingat bahwa hari itu ada yang sedang berulang tahun.

Namanya Herlani, gua lupa ulang tahun yang keberapa, kalo gak salah sih yang ke sembilan belas. Nah, secara tidak sengaja terbesit untuk ngasih kejutan ke temen gua yang satu ini. Di kamar itu gua langsung menyampaikan niatan gua ini pada dua orang yang terlihat merana karna maen game terus itu. Mereka cukup mengapresiasinya. Oke itu cukup bagi gua.

Sore harinya ada  tambahan penghuni kamar 121 tiba, vanu. Dia datang dengan membawa makanan yang bejibun. Luar biasa. Dia seakan tau permasalahan anak asrama di akhir pekan dimana terkadang kantin tutup disana sini. Puas melahap semua sajian yang disuguhkan vanu ini, gua menceritakan tentang rencana kejutan di malam harinya. Vanu langsung menyetujuinya. Gua mendapat apresiasi yang bagus atas rencana ini.

Para pejuang sudah siap. Gua, Vanu, Gibran dan Angga. Kita menggunakan kaos yang sama biar kece. Make parfum yang sama biar makin kece badai. Make sendal (yang ini gak terlalu penting). Tak lupa gitar sebagai pengiring sekaligus penutup suara kami yang sumbang ini. Kita berangkat. Bagaikan sekelompok boyband jijay bergitar kita melangkah menuju asrama putri.

Dijalan kita mempersiapkan sebuah lagu yang akan dibawakan. Sebelumnya kita belum nyiapin apapun untuk kejutan ini, jadi gak ngerti mau bawain lagu apaan. Yah namanya juga kejutan, yang dikejut bukan hanya sang korban, tapi tersangka juga harus *salah gaul*. Kita terlebih dahulu menuju minimarket untuk beli lilin dan roti. Kenapa roti? Karna gua suka roti *gak penting*. Ternyata semuanya gak ada. Jadi kita kesana dengan tangan hampa dan modal nekat aja.

Kita memasuki kawasan asrama putri. Berpakaian biru muda dan bergitar. Berjalan berjajar layaknya boyband najong pinggir kota. Para mahasisiwi cukup ramai malam itu. Gua jadi ragu untuk ngasih surprise kocak dengan pasukan seadanya ini. Namun kita telah berada di medan perang, bukanlah saatnya untuk menarik mundur pasukan, kita harus maju. Oke mulai lebay.

Vanu menelpon herlina untuk menyuruhnya keluar asrama sebentar. Herlina mengiyakannya tanpa kecurigaan sedikitpun. Untungnya dia gak curiga apa yang akan terjadi selanjutnya. Kita langsung menuju ke depan asrama persinggahan lani. Para mahasiswi masih berkeliaran disekitar pintu masuk asrama itu. Gua udah gak peduli.

Lani keluar. Kita kaget. Lani kaget. Satpamnya kaget. Lho, sejak kapan satpamnya ikutan *lupakan*. Gua bingung (ini serius bingung). Kita belom ada koordinasi seblumnya mau ngapain saat korban muncul di hadapan kita. Secara spontan kita nyanyiin lagu selamat ulang tahun. Yak mungkin terlihat cukup formal atau mainstream. Tapi kenyataannya enggak. Kita nyanyiinnya cukup cacad sodara-sodara. Gua udah gak ngerti lagi. Vanu bagian teriak-teriak selamat ulang tahun. Gua bagian teriak-teriak lani. Gibran bagian ngegitar namun sangat nista. Bung Angga Cuma terdiam entah kenapa, mungkin dia gak tahan denga segala kecacadan yang ada.

Nyanyian kita usai. Senyum serta ucapan selamat ulang tahun kita sampaikan kemudian. Kedua mata lani tetiba berkilau *dahsyat*. Air mata perlahan menghiasai kedua bola mata itu. Ia menahannya agar tidak jatuh berlinang. Oke ini berganti dengan suasana yang mengharukan. Entah karena terharu dengan kejutannya atau terharu dengan nyanyiannya. Bagi gua sih dia terharu dengan kejutan seperti ini. Gua cukup bangga karna dia senang dengan kejutan yang seadanya ini.

Akward moment muncul kemudian. Kita bingung mau ngapain lagi. Mungkin ini tiba saatnya pemberian hadiah. Tapi gua kan gak bawa apa-apa. Tiba-tiba mereka ngasih sesuatu ke Lani. Waaattt!!! apa ini, kenapa mereka bisa ngasih. Ada yang ngasih coklat, ada yang ngasih gantungan kunci dan ada yang ngasih foto. Oke gua frustasi. Gua juga akhirnya ngasih foto 3x4 milik gua. Itu merupakan foto satu-satunya dimana gua cukup terlihat muda dan masih menyisakan ketampanan yang ada *busuk* *rusak*.  Gua bingung mau ngasih apaan, apa perlu gua ngasih hati gua *ehhh* *salah*. Seandainya tau bakalan ngasih hadiah begini, gua bakal buatin wpap dah biar lebih kece.

Ternyata gak sampai disitu saja. Kita merencanakan untuk memberikan sesuatu selanjutnya. Dan benar, keesokan harinya yaitu hari senin ini, kita ngasih surat ke dia. Jadi kita udah beli amplop dan di dalamnya berisi tulisan beserta tanda tangan dari kita. Tulisan yang bisa menjadi kenangan untuk melengkapi hadiah di malam yang lalu.

Gua gak pernah nyangka bakalan buat kejutan seperti itu. Malam itu sungguh malam yang aneh menurut gua. Malam yang tidak bisa ditebak. Malam yang unik. Malam kenangan. Malam lebih dari sebuah misteri. Hari minggu di kala malam.

“sederhana namun bermakna”


Hal-hal mistis memang kerap terjadi di berbagai wilayah di belahan dunia manapun. Mitos dari berbagai daerah pun tak ayal tersebar dari mul...


Hal-hal mistis memang kerap terjadi di berbagai wilayah di belahan dunia manapun. Mitos dari berbagai daerah pun tak ayal tersebar dari mulut ke mulut. Suasana horor pun terbentuk karena pemcitraan buruk dari cerita-cerita mistis yg tersebar dengan hebohnya. Terkadang malah terdapat kesamaan cerita namun dalam tempat yang berbeda. Nah, di postingan kali ini gua gak akan ngebahas mistis-mistisan atau pun yang berkaitan dengan horor apapun itulah. Disini gua bakal ceritain tentang "Anker" (Anak Kereta). *pembukaan yang kurang penting*

Tiap akhir pekan, gua sangat sering berkunjung ke daerah ibukota. Kunjungan yang gua lakukan biasanya untuk sekedar menginap di rumah saudara, maen ke rumah temen, kumpul-kumpul sama temen SMA, nonton konser gratis, atau mengikuti festival-festival yang sedang diadakan. Dari semua itu yang biasa gua lakukan adalah mengikuti beberapa acara yang sedang di gelar, baik itu konser, festival atau pameran. Kalo menginap di rumah sodara, biasanya gua cuma tidur doang. Itu sebagai pelampiasan begadang yang biasa gua lakukan di masa perkuliahan. Nah untuk melakukan berbagai aksi tersebut dan memudahkan dalam mobilisasi yang gua lakukan, gua memilih menggunakan jasa krl.  
Saat di awal menggunakan jasa angkutan masal ini, gua masih norak. Gua lebih sering menempelkan kepala gua di jendela untuk melihat sekitar. Itu gua lakukan dengan waktu yang bisa dibilang cukup lama hingga leher gua terasa lelah. Gua sempet ngatain temen gua yang baru pertama kali naek kereta dengan sebutan norak di postingan terdahulu. Ternyata gua juga norak, haha.

Sebagai salah satu pengguna jasa ini tiap pekan, gua merasakan berbagai hal yang terjadi menurut pengamatan gua. Kereta itu paling enak pas kita nyampe stasiun dan masuk kereta, kemudian keretanya langsung jalan. Itu sungguh sangat nikmat dibandingkan harus menunggu beberapa menit terlebih dahulu. Nah, oleh karna itu jadwal keberangkatan kereta disini sangatlah penting. Jangan terlalu menyepelekan tentang jadwal ini. Bagi anda yang suka memperhitungkan waktu perjalanan, hal ini patut untuk diperhatikan.

Jadwal gua naek kereta dulu sangat berantakan. Gua lebih sering nunggu kereta dateng untuk pulang ke bogor dan nungggu kereta berangkat untuk pergi ke jakarta. Tapi setelah gua menelaah jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta, semua itu jadi lebih teratur. Terima kasih jadwal kereta. Oke ini kenapa malah jadi iklan. Lanjut. Ini bener, gua jadi tau jadwal-jadwalnya. Gua tau jadwal commuter line dan juga ekonomi. Jadi saat gua sedang didera masalah keuangan, gua langsung lihat jadwal kereta ekonomi dan berangkat ke stasiun di selang antara keberangkatan atau kedatangan kereta tersebut.

Commuter line dan ekonomi bagi gua gak terlalu beda. Hanya saja commuter line ada ac, tempat duduk nyaman, harga lebih mahal, dan... udah, yaudah kan gak beda sama ekonomi. Ekonomi punya angin segar dari alam, kursi nyaman dari plastik yang bikin pantat tepos, kelebihannya harganya murah. Ini berearti tinggal selera manusia untuk memilih saja. Apakah mereka mau nyaman dengan ac atau dengan angin segar alami. Apakah mereka mau duduk nyaman atau duduk tepos. Apakah mereka sanggup membayar dengan harga yang tinggi atau yang rendah. Apakah mereka mau bereksperimen dengan membayar harga rendah namun mendapat akomodasi yang tinggi (red: beli tiket ekonomi, naek commuter line). Silahkan anda coba kalo beruntung. Jika belum beruntung, silahkan coba lagi. (oke ini sesat)

Untuk masalah terjadinya penumpukkan penumpang didalam kereta, kedua-duanya pasti akan penuh sesak. Hanya saja pada kereta ekonomi lebih ekstrim. Tidak hanya penuh sesak di dalam kereta, namun juga di atas kereta. Ini merupakan fenomena yang masih berlangsung hingga saat ini.

Ada waktu yang umum terjadinya pembludakkan jumlah penumpang ini. Pagi hari, kereta tujuan bogor-jakarta. Ini dimana penduduk yang tinggal di kawasan bogor beserta pinggirannya memulai bekerja di jakarta. Mereka berbondong-bondong dari bogor menuju jakarta dengan menggunakan anguktan masal yang sama, yaitu krl. Sebaliknya terjadi di malam hari dengan kereta tujuan jakarta-bogor dan gua merasakannya.

Gua pulang malam hari sehabis kumpul-kumpul bareng temen. Gua berangkat malam karna besoknya ada kuliah pagi. Menunggu dengan waktu yang cukup lama, akhirnya gua dapet kereta juga. Gua dapet kereta yang penuh abis. Waktu itu gua pulang dengan kawan gua setelah melakukan ekspedisi di bekasi. Penuh sesak di dalam kereta ini menyebabkan penumpang harus berdesak-desakkan untuk keluar ataupun masuk kereta. Desakkan yang berlebihan tersebut membuat kita terpisah *apasih*. Karna penuh juga, ac jadi tidak begitu terasa, hanya pengap yang menemani perjalanan hingga stasiun singgah yang terakhir.

Di bulan juni gua berencana untuk melakukan ekspedisi ke jogja. Sebelumnya teman gua pernah memberitahu untuk membeli tiket sekitar dua minggu sebelum keberangkatan. Tiket ini untuk yang kelas ekonomi seharga 35 rb. Namun setelah gua mencari informasi yang berkelanjutan, ternyata kereta ekonomi jarak jauh akan diganti dan dinaikkan tarifnya menjadi sekitar 120 rb kalo gak salah. Penaikkan tarif tersebut akan diberlakukan mulai bulan juni. Oke fine. Kenapa harus juni. Kenapa gak agustus gitu saat gua udah balik lagi menuju masa perkuliahan. Setidaknya gua bisa mengumpulkan uang yang lebih dibanding saat ini.

Yah semoga saja dengan kenaikan tarif ini setara dengan peningkatan layanan yang diberikan. Gua sebagai pengguna jasa kereta (anker) sbenernya gak terlalu setuju dengan kenaikan tarif ini, namun demi peningkatan kualitas yang ada, ya kenapa tidak, asalkan tidak menimbulkan kesan-kesan buruk setelah pemberlakuan kebijakan ini. Tapi kalo bisa tetep ada kereta yang murah, kenapa enggak.

Hidup anker.
Hidup murah.

Yak, kali ini gua mengikuti sebuah kompetisi video durasi pendek tentang lingkungan. Baru coba-coba aja. Ini merupakan salah satu dari li...


Yak, kali ini gua mengikuti sebuah kompetisi video durasi pendek tentang lingkungan. Baru coba-coba aja. Ini merupakan salah satu dari lima video yang gua buat. Gua posting cuma satu doang karna ini yang menjadi favorit gua. Walaupun semua video yang gua dan kawan-kawan buat kalah semua, tapi gak masalah, gua mencoba untuk terus mengikuti kompetisi yang lainnya. Just enjoy the video!!! :D \m/

musik by : ttatw - marlino
crew : 121 production
cast : chandra
cam : me (canon d1100)
Q04 TPB IPB

Tuan kesepian, tak punya teman Hatinya rapuh tapi berlagak tangguh Nona tak berkawan, tak pernah rasakan cinta Sungguh pandai berkhayal, ...

Tuan kesepian, tak punya teman
Hatinya rapuh tapi berlagak tangguh
Nona tak berkawan, tak pernah rasakan cinta
Sungguh pandai berkhayal, mimpi itu alamnya
Mereka berdua bertemu di satu sudut taman kota
Berkata tapi tak bicara, masing-masingnya menganalisa
(nona berkata)
Tuan apa yang salah padamu
Mengapa wajahmu ada seribu
Tuan apa yang salah padamu
Seakan dunia hanya kamu, kamu, kamu, kamu
(tuan berkata)
Nona apa yang salah padamu
Apa enaknya tenggelam dalam khayalNona apa yang salah padamu
Kau tahu ku tak punya hatiKau masih saja menanti
(nona berkata)
Tuan apa yang salah padamu
Mengapa wajahmu ada seribu
Tuan apa yang salah padamu
Seakan dunia hanya kamu, kamu, kamu, kamu
(tuan berkata)
Nona apa yang salah padamu
Apa enaknya tenggelam dalam khayal
Nona apa yang salah padamu
Kau tahu ku tak punya hati
Kau masih saja menanti
Mereka terlarut dalam ego
Hati tertutup terdengar kataku
Berkata tapi tak berkaca
Semua orang hanya angin lalu
Nona jatuh cinta pada tuan
Tuan menunggu yang lain
Nona tak peduli walau tuan
Tak pernah peduli sekitarnya
Nona jatuh cinta pada tuan
Tuan menunggu yang lain
Nona tak peduli walau tuan
Tak pernah peduli sekitarnya

Tiba-tiba gua iseng nyoba-nyoba buat pop art dari potoshop. Setelah mendengar istilah warhol, gua langsung jajal nyoba. Sebener...




Tiba-tiba gua iseng nyoba-nyoba buat pop art dari potoshop. Setelah mendengar istilah warhol, gua langsung jajal nyoba. Sebenernya udah ada di tumblr gua, tapi kan ini iseng. Yaudah iseng aja gua naro lagi di blog :D

Terdiam Berjalan Melangkah Melihat Kereta Hujan Senja Kata Bintang Kemacetan Malam


Terdiam

Berjalan

Melangkah

Melihat

Kereta

Hujan

Senja

Kata

Bintang

Kemacetan

Malam


Beberapa waktu yang lalu. Ehmmm. Oke, ini udah dari beberapa minggu yang lalu. Setelah sekian lama tidak mengikuti diskusi mingguan yang bi...


Beberapa waktu yang lalu. Ehmmm. Oke, ini udah dari beberapa minggu yang lalu. Setelah sekian lama tidak mengikuti diskusi mingguan yang biasa dilakukan oleh UKM yang gua ikuti, akhirnya gua berpartisipasi juga di dalamnya. Secara tidak disangka, bahasan diskusi kali ini tentang alay dari berbagai pandangan beserta esensinya. Oke, gua sedikit terkejut saat tema diskusi kali ini yang membahas mengenai alay. Karna bahasan kali ini gak terlalu berat seperti biasanya, jadi gua dengan santai mengikutinya.

Coba kita menelaah ke tahun-tahun sebelumnya, dimana kata-kata alay belum merebak seperti sekarang. Sebelum kata alay menjadi trend dalam pengucapan. Sebelum kata alay menjadi sebuah istilah yang gampang saja keluar dari mulut ini. Alay hanyalah sebuah singkatan dari anak layangan. Anak yang notabene berambut pirang, kulit terbakar, dan pastinya bermain layangan (you dont say). Apa yang menyebabkan orang-orang kini menyebutkan istilah tersebut ke berbagai hal yang terjadi di sekitar. Sedikit-sedikit menyebut suatu hal yang dilihat alay. Hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan diri masing-masing disebut alay. Melihat orang di tengah jalan tertawa tanpa sebab dibilang alay. Oh bukan. Itu gila ya. Apapun itulah. Mereka dengan mudah mengistilahkan suatu hal itu adalah alay.

Di berbagai wilayah juga ada yang menyebut alay itu sebagai tukang tambal ban. Nah, apa lagi ini. Apa salah tukang tambal ban. Apa salah tukang isi angin *hah?*. Apa salah tukang cukur *lho?*. Apa salah profesi mereka coba, sampe bisa dibilang alay. Atau itu memang sudah istilah dari jaman dahulu kala. Kalo bukan, asumsi gua dari penyebutan alay itu sudah menjurus ke arah perendahan status sosial.

Dari diskusi saat itu, ada sebuah pengertian tentang alay dari forum. Alay itu merupakan ekspresi atau respon yang diungkapkan seseorang atas suatu hal yang terjadi namun tidak sesuai dengan apa yang dianggap hal lumrah bagi sebagian orang.

Kita ambil contoh, ketika lo sedang menggunakan kaos, celana jeans terdapat sobekan. Saat lo berkumpul dengan orang-orang yang berpakaian seperti itu juga, mungkin anda di bilang keren. Tapi, apabila lo berkumpul dengan orang-orang yang berpakaian lebih rapi, mungkin lo akan dibilang alay. Apa sih pakaiannya seperti itu. Gak gue banget. Hooeekkk (gak segitunya juga kali).

Dari contoh tersebut, mungkin sebagian orang bisa dibilang alay itu karena kita berada di perkumpulan berbeda. Setiap perkumpulan mempunyai perspektif tersendiri terhadap sikap, ucapan, ataupun gaya hidup. Mungkin itulah yang bisa memicu penggunaan istilah alay tersebut. Mereka punya perkumpulan tersendiri yang menganggap mereka sama, menganggap mereka keren atau apapun itulah. Namun disisi lain mereka dianggap alay karna tidak sesuai dengan pemikiran dari perkumpulan yang lainnya.

Sebutan alay juga lebih banyak tertuju ke kaum minoritas dimana kaum mayoritas menganggap apa yang mereka anggap lumrah ya lumrah, selebihnya itu alay. Sepertinya terlalu kejam juga begitu mudah mengasumsikan segala hal dengan alay. Apa perasaan mereka di kala mendapat julukkan tersebut. Apakah mereka merasa direndahkan? Apakah mereka biasa saja? Atau apakah mereka malah bangga?

“Gua alay dan gua bangga”

Oke, kalo untuk yang satu itu baru enggak banget. Berarti orang tersebut sudah tau kalo dia adalah seorang yang alay, namun ia mampu menerimanya dan BANGGA. Oke cukup, itu aja udah termasuk alay bagi gua *loh*. Seharusnya kalo mereka sadar kalo apa tindakan yang dilakukannya adalah alay, mereka segera menhentikan perilaku tersebut, bukannya malah bangga. Mungkin juga seperti yang telah gua sebutkan di atas dimana perkumpulan di tempatnya menerima hal itu sehingga ia masih bisa membanggakan perilaku tersebut.

“Sadarlah lah wahai kalian yang telah menyadari diri kalian alay”

Gua juga dulu sering banget ngatain temen gua alay. Salah satunya amani temen sekelas gua yang pernah masuk dalam postingan gua. Saat penjelasan tentang amani ini hampir seluruhnya menjelaskan tentang dirinya yang alay. Mulai dari perkataan hingga tingkah lakunya gua sebut alay. Mungkin itu hanyalah subjektivitas dari gua sendiri. Gua menilai dirinya seperti itu karna ada sebagian hal yang tidak lumrah menurut gua. Dan juga karna dia emang alay *loh*. Dia alay banget melebihi ke-alayan gua. *Oke cukup mengatai alay*

Ungkapan alay ini mungkin terkadang hanya untuk lelucon saja. Malahan semakin ekstrim pengungkapan istilah ini untuk merendahkan seseorang. Mungkin sebagian orang menganggapnya biasa saja. Mungkin sebagian orang malahan bangga. Mungkin juga sebagian orang tersebut malahan sakit hati. Nah, maka dari itu, baiknya kita setidaknya menjaga ucapan kita untuk sekedar menahan spontanitas dalam pengucapan istilah yang kadang terasa merendahkan bagi sebagian orang. Mungkin kita bisa menggunakan istilah lain seperti unik atau apapun itulah.

Oke hentikanlah kebiasaan alay ini.

Gua gak alay dan gua BANGGA!!!!
Powered by Blogger.

Pages