Hal-hal mistis memang kerap terjadi di berbagai wilayah di belahan dunia manapun. Mitos dari berbagai daerah pun tak ayal tersebar dari mul...

Anker

/
0 Comments

Hal-hal mistis memang kerap terjadi di berbagai wilayah di belahan dunia manapun. Mitos dari berbagai daerah pun tak ayal tersebar dari mulut ke mulut. Suasana horor pun terbentuk karena pemcitraan buruk dari cerita-cerita mistis yg tersebar dengan hebohnya. Terkadang malah terdapat kesamaan cerita namun dalam tempat yang berbeda. Nah, di postingan kali ini gua gak akan ngebahas mistis-mistisan atau pun yang berkaitan dengan horor apapun itulah. Disini gua bakal ceritain tentang "Anker" (Anak Kereta). *pembukaan yang kurang penting*

Tiap akhir pekan, gua sangat sering berkunjung ke daerah ibukota. Kunjungan yang gua lakukan biasanya untuk sekedar menginap di rumah saudara, maen ke rumah temen, kumpul-kumpul sama temen SMA, nonton konser gratis, atau mengikuti festival-festival yang sedang diadakan. Dari semua itu yang biasa gua lakukan adalah mengikuti beberapa acara yang sedang di gelar, baik itu konser, festival atau pameran. Kalo menginap di rumah sodara, biasanya gua cuma tidur doang. Itu sebagai pelampiasan begadang yang biasa gua lakukan di masa perkuliahan. Nah untuk melakukan berbagai aksi tersebut dan memudahkan dalam mobilisasi yang gua lakukan, gua memilih menggunakan jasa krl.  
Saat di awal menggunakan jasa angkutan masal ini, gua masih norak. Gua lebih sering menempelkan kepala gua di jendela untuk melihat sekitar. Itu gua lakukan dengan waktu yang bisa dibilang cukup lama hingga leher gua terasa lelah. Gua sempet ngatain temen gua yang baru pertama kali naek kereta dengan sebutan norak di postingan terdahulu. Ternyata gua juga norak, haha.

Sebagai salah satu pengguna jasa ini tiap pekan, gua merasakan berbagai hal yang terjadi menurut pengamatan gua. Kereta itu paling enak pas kita nyampe stasiun dan masuk kereta, kemudian keretanya langsung jalan. Itu sungguh sangat nikmat dibandingkan harus menunggu beberapa menit terlebih dahulu. Nah, oleh karna itu jadwal keberangkatan kereta disini sangatlah penting. Jangan terlalu menyepelekan tentang jadwal ini. Bagi anda yang suka memperhitungkan waktu perjalanan, hal ini patut untuk diperhatikan.

Jadwal gua naek kereta dulu sangat berantakan. Gua lebih sering nunggu kereta dateng untuk pulang ke bogor dan nungggu kereta berangkat untuk pergi ke jakarta. Tapi setelah gua menelaah jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta, semua itu jadi lebih teratur. Terima kasih jadwal kereta. Oke ini kenapa malah jadi iklan. Lanjut. Ini bener, gua jadi tau jadwal-jadwalnya. Gua tau jadwal commuter line dan juga ekonomi. Jadi saat gua sedang didera masalah keuangan, gua langsung lihat jadwal kereta ekonomi dan berangkat ke stasiun di selang antara keberangkatan atau kedatangan kereta tersebut.

Commuter line dan ekonomi bagi gua gak terlalu beda. Hanya saja commuter line ada ac, tempat duduk nyaman, harga lebih mahal, dan... udah, yaudah kan gak beda sama ekonomi. Ekonomi punya angin segar dari alam, kursi nyaman dari plastik yang bikin pantat tepos, kelebihannya harganya murah. Ini berearti tinggal selera manusia untuk memilih saja. Apakah mereka mau nyaman dengan ac atau dengan angin segar alami. Apakah mereka mau duduk nyaman atau duduk tepos. Apakah mereka sanggup membayar dengan harga yang tinggi atau yang rendah. Apakah mereka mau bereksperimen dengan membayar harga rendah namun mendapat akomodasi yang tinggi (red: beli tiket ekonomi, naek commuter line). Silahkan anda coba kalo beruntung. Jika belum beruntung, silahkan coba lagi. (oke ini sesat)

Untuk masalah terjadinya penumpukkan penumpang didalam kereta, kedua-duanya pasti akan penuh sesak. Hanya saja pada kereta ekonomi lebih ekstrim. Tidak hanya penuh sesak di dalam kereta, namun juga di atas kereta. Ini merupakan fenomena yang masih berlangsung hingga saat ini.

Ada waktu yang umum terjadinya pembludakkan jumlah penumpang ini. Pagi hari, kereta tujuan bogor-jakarta. Ini dimana penduduk yang tinggal di kawasan bogor beserta pinggirannya memulai bekerja di jakarta. Mereka berbondong-bondong dari bogor menuju jakarta dengan menggunakan anguktan masal yang sama, yaitu krl. Sebaliknya terjadi di malam hari dengan kereta tujuan jakarta-bogor dan gua merasakannya.

Gua pulang malam hari sehabis kumpul-kumpul bareng temen. Gua berangkat malam karna besoknya ada kuliah pagi. Menunggu dengan waktu yang cukup lama, akhirnya gua dapet kereta juga. Gua dapet kereta yang penuh abis. Waktu itu gua pulang dengan kawan gua setelah melakukan ekspedisi di bekasi. Penuh sesak di dalam kereta ini menyebabkan penumpang harus berdesak-desakkan untuk keluar ataupun masuk kereta. Desakkan yang berlebihan tersebut membuat kita terpisah *apasih*. Karna penuh juga, ac jadi tidak begitu terasa, hanya pengap yang menemani perjalanan hingga stasiun singgah yang terakhir.

Di bulan juni gua berencana untuk melakukan ekspedisi ke jogja. Sebelumnya teman gua pernah memberitahu untuk membeli tiket sekitar dua minggu sebelum keberangkatan. Tiket ini untuk yang kelas ekonomi seharga 35 rb. Namun setelah gua mencari informasi yang berkelanjutan, ternyata kereta ekonomi jarak jauh akan diganti dan dinaikkan tarifnya menjadi sekitar 120 rb kalo gak salah. Penaikkan tarif tersebut akan diberlakukan mulai bulan juni. Oke fine. Kenapa harus juni. Kenapa gak agustus gitu saat gua udah balik lagi menuju masa perkuliahan. Setidaknya gua bisa mengumpulkan uang yang lebih dibanding saat ini.

Yah semoga saja dengan kenaikan tarif ini setara dengan peningkatan layanan yang diberikan. Gua sebagai pengguna jasa kereta (anker) sbenernya gak terlalu setuju dengan kenaikan tarif ini, namun demi peningkatan kualitas yang ada, ya kenapa tidak, asalkan tidak menimbulkan kesan-kesan buruk setelah pemberlakuan kebijakan ini. Tapi kalo bisa tetep ada kereta yang murah, kenapa enggak.

Hidup anker.
Hidup murah.


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.

Pages