Baru dan Terinjak
/
0 Comments
Masih inget
gak lu waktu kecil dulu seberapa excitednya lu terhadap barang baru. Setiap ada
barang baru yang lu liat atau yang lu punya, pasti seketika ada kilauan cahaya
di mata kita. Hal-hal yang baru memang membuat excited untuk kita saat kecil
dulu. Namun semakin bertambahnya umur kita, semakin berkembang rasa excited itu
hingga menuju kebrutalan.
Semua itu
beralawa saat gue masih duduk di bangku kelas tiga SD. Saat itu ortu gue ngebeliin
sepatu buat gue. Sepatu tersebut gue pake saat ke sekolah. Dengan bangga gue
melangkah menuju sekolah. Seakan bangga menggunakan sepatu baru, gue berjalan
sembari membusungkan dada dan melebarkan senyuman. Gue merasa paling ganteng
saat itu. Seketika suasana kebanggaan gue berubah dikala seorang teman berwajah
licik menghampiri gue. Secara kilat dia mengangkat kakinya yang kemudian
dilayangkan kearah kaki gue. Kaki gue diinjek. Entah bagaimana kelanjutannya
sampe beberapa teman yang lain melakukan hal yang sama. Suasana berubah suram.
Pernah ortu
gue ngebeliin sebuah pakaian baru. Gue pergi lagi ke sekolah untuk yang
kesekian kalinya. Senyum gue masih gue hadirkan selama perjalanan. Gue gak
perdulu dengan kejadian sebelumnya. Sampai suatu ketika temen gue dating lagi
dengan wajah yang lebih licik. Secara kilat juga dia merebahkan badannya kearah
gue. Cerita selanjutnya adalah beberapa teman lain melakukan hal yang sama.
Nyenggol-nyenggol gue. Suasana makin suram.
Gue bingung
ada apa dengan mereka. Penyakit apa yang mendera anak-anak masa kini. Gue
sungguh sangat sedih. Kejadian yang paling sering adalah tindak penginjakan
tersebut. Bagi siapapun yang memiliki sepatu baru pasti bakal jadi bahan. Sekalinya
dia berhasil menghindar di awal masuk kelas, pulang sekolah tetap tidak akan
selamat. Seberuntungnya orang tersebut, esok harinya pasti terkena tindak
penginjakan ini.
Entah siapa
yang jadi pionir ajang injak menginjak ini. Di wilayah manapun kalian tinggal,
pasti ada aja dah yang begitu. Terutama dalam hal sepatu baru. Dari
masing-masing temen, pasti ada tuh salah satu yang jadi pemicu buat yang lain
ikutan tindakan penginjakan ini. Saat sang pemicu ini tidak sadar atau sedang
tidak ada, jangan bersenang hati dahulu, masih ada tangan kanan si pemicu.
Mereka adalah orang-orang dengan respon yang sama terhadap hal-hal baru yang
melekat pada tubuh kita. Dasar sial.
Hingga SMA gue
masih mengalami hal yang sama. Mata-mata yang memandang tajam itu. Pandangan fokus
itu. Koordinasi data baru itu. Kesigapan itu. Semuanya menghantui perjalanan
gue menuju kelas. Perjalanan gue menjadi horror sepanjang jalan. Gue jadi
berasa diamati sepanjang jalan. Gue bagaikan mangsa yang siap diterjang
ramai-ramai.
Kebrutalan
tersebut ternyata masih gue temukan saat gue kuliah. Awalnya gue merasa tenang
mengingat kehidupan kampus yang merupakan kehidupan menuju kedewasaan. Namun
ternyata kelakuan temen-temen gue masih kayak bocah brutal saat SD dulu. Siapapun
yang berani memakai sepatu baru, siapkan kaki lu untuk diinjak. Dan gue menjadi
salah satu pionirnya, hahaha….
Secara pribadi
sebenernya gue sebel dengan hal tersebut. Tapu mau gimana lagi, emang enak
dilakukan. Enggak, enggak, gue emang gak pernah setuju dengan hal tersebut. Apa
yang salah dengan yang baru coba. Sesuatu yang baru kalo gak dipake kan bakal
tetep baru. Jadi gimana coba kalo gak dipake. Mungkin itu cuma buat seru-seruan
doang. Tapi gimana kalo itu sampe tahap kebrutulan maksimal. Dimana setiap ada
yang baru, tindak penginjakan akan dilakukan. Seperti ketika ada sepatu baru,
kemudian diinjak. Ketika ada baju baru, kemudian diinjak. Ketika ada topi baru,
kemudian diinjak. Yang kasian adalah ketika ada pasangan baru, serentak kita
bakal menginjak kedua pasangan tersebut dan dengan bangga kita mengatakan, “cieee
baru…”. Okeh cukup. Mari kita hentikan perilaku semena-mena ini. Pikirkan juga
perasaan sang pemilik barang baru tersebut.
Mulai sekarang
cobalah untuk menahan diri untuk terlalu excited hingga memiliki respon brutal
terhadap barang baru. Biarkan lah yang baru tetap baru. Lambat laut, seiring
terus terpakainya barang tersebut juga akan lusuh juga. Terakhir, jangan
biarkan kita terus diinjak! Kita harus melawan! Maju terus barang baru!!! Maju
terus Indonesia!!!!