Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata monster? Mengerikankah ketika kalian membayangkannya. Apakah rasa takut kemudian datang m...

Monster Berkepala Dua

/
0 Comments
Apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar kata monster? Mengerikankah ketika kalian membayangkannya. Apakah rasa takut kemudian datang menyelimuti. Atau malah perasaan yang biasa saja. Monster sering dianalogikan dengan suatu mahluk yang menyeramkan. Mahluk besar yang merusak. Mahluk dengan segala gambaran buruk disekitarnya. Namun siapakah yang tau bentuk asli monster itu seperti apa.

Kita terlalu sering mendapat masukan bahwa monster adalah sebuah mahluk yang buruk. Padahal kita tidak mengetahui bagaimana monster itu sebenarnya. Bisa saja monster hanya terlihat buruk dil luar, namun terdapat kebaikan di dalam. Monster hanyalah sebuah istilah yang menunjukkan mahluk asing dan besar. Istilah monster ini sebagai penunjuk dalam suatu hal yang seperti itu membuat sebagian orang berfikir buruk.

Monster hanyalah muncul dalam imajinasi-imajinasi liar tiap orangnya. Imajinasi-imajinasi liar itu biasanya tertuang dalam berbagai media, mulai dari yang tidak bergerak hingga yang bergerak. Banyak ragam dalam memvisualisasikan karateristik monster ini. Hingga terbentuk stereotip dari sang monster. Namun dalam kehidupan nyata, adakah monster itu?

Yah, monster memang hanya bagian dari khayalan manusia saja. Kali ini gue mengkaitkannya dalam kehidupannya nyata, namun bukan sebagai sesosok mahluk, melainkan sebuah keadaan seseorang. Setiap orang pasti tumbuh. Bertambah menjadi tua. Tidak ada yang bisa menghindari hal tersebut. Lambat laun mereka akan melepas masa kanak-kanaknya, masa remajanya hingga masa mudanya. Mereka akan memasuki kedalam kehidupan dewasa nantinya. Tepat ketika mereka memasuki usia 20 tahun, itulah dimana mereka mulai memasuki masa dewasa muda. Mereka berubah menjadi mahluk berkepala dua. Monster berkepala dua.

Monster berkepala dua ini seperti yang gue bilang sebelumnya adalah sesuatu yang menggambarkan hal yang asing dan besar. Jadi dalam tahap ini mereka akan menemukan sesatu hal yang asing dan besar. Bagaimana dalam usia tersebut mereka akan bertemu masalah-masalah yang lebih kompleks lagi. Bagaimana nantinya mereka menemukan solusi-solusi dari pengalaman yang didapat. Bagaimana nantinya mereka masuk dalam dunia yang luas dan nampak asing ini.

Monster berkepala dua ini gue analogikan dengan dua kondisi kepala sang monster. Kondisi pertama yaitu kondisi dimana salah satu kepala sang monster yang menghadap ke belakang. Kondisi ini merupakan keinginan kita yang masih ingin berada di posisi lampau. Posisi kanak-kanak dahulu. Posisi saat yang ada dipikiran adalah kesenangan belaka. Posisi ketergantungan terhadap orang lain. Sedangkan salah satu kondisi lainnya yaitu kepala sang monster yang menghadap ke depan. Kondisi ini menggambarkan keinginan untuk menuju ke depan. Keinginan untuk mencoba hal baru. Keinginan untuk berkembang. Kesiapan untuk mengatasi permasalahan.

Dalam perjalanannya, sang monster berkepala dua ini tidak selalu selaras dalam memandang. Terkadang salah satu kepalanya memandang kebelakang. Sedangkan yang satunya menghadap kedepan. Pergerakannya pasti terhambat. Sang monster bisa saja terdiam kebingungan. Pandangan mana yang harus ia ikuti. Atau ia hanya dia ditempat saja.

Sang monster haruslah bisa menyelaraskan kedua kepalanya. Memiliki pandangan yang sama. Sang monster haruslah tepat dalam memutuskan. Semua itu agar tidak menghambat perjalanannya. Sang monster memang memiliki dua kepala. Namun bukan berarti hal itu memberatkannya. Dia hanya perlu terus bergerak dengan segala keputusan yang tepat dan selaras. Karna sang monster punya kaki, tangan bahkan sayap yang menyokongnya. Begitu juga monster-monster lainnya yang akan terus mendukungnya. Jadi, terus berjalanlah kau monster berkepala dua!!!


-monster berkepala dua strike-


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.

Pages