Jakcloth
/
0 Comments
Minggu ini gue kembali pergi ke rumah sodara. Sebelumnya gue
galau antara mau pulang atau enggak. Soalnya kereta yang biasanya menemani
perjalanan gue sedang mengalami masalah setelah kejadian longsor. Jadi kereta
dari bogor di non-aktifkan sementara, sehingga kalo mau pergi ke jakarta gue
musti naek dari stasiun bojong gede. Setelah ada barengan temen yang mau pulang
juga, gue putuskan untuk pulang ke rumah sodara.
Gue gak tau gimana caranya untuk sampai ke stasiun bojong
gede. Temen gue, si rezky, yang juga
pulang ini udah tau cara menuju kesana. So, dia jadi navigasi utama gue untuk
menuju ke stasiun bojong gede. Kita berangkat jam 4 sore.
Perjalanan ke stasiun bojong gede ternyata jauh juga *baru
sadar*. Jalannya berliku-liku dan juga sempit. Yang gue gak habis pikir tuh
angkutannya, masa' kita harus bayar ongkos sebesar empat ribu rupiah, setdah
mahal amat. (itu jauh hafizh!!!) *gak tau diri*
Sampe dirumah sodara udah sekitar magrib. Gue sampe tapi
sodara gue sedang dalam kondisi ingin pergi keluar. Ternyata sodara gue mau
pergi ke senayan, katanya ada acara konser gitu, ada band terkenal dan MURAH.
Yak murah. Kenapa gue bilang murah, karna cukup hanya mengeluarkan kocek
sebesar dua puluh ribu rupiah, kita udah bisa masuk. Yea, gue serta merta
ikutan pastinya. Kapan lagi bisa nonton konser murah #mahasiswa. Setelah gue
makan malem, kita berangkat.
Berangkat menggunakan motor. Kita menembus dinginnya malam.
Menembus macetnya ibu kota. Menembus cahaya lampu kota. Hanya bermodalkan air
mineral yang dibeli dipinggir jalan saja. Bisa gawat kalo beli aer di dalem
yang pastinya mahal abis.
Masuk daerah senayan sudah mulai ramai dan macetnya yang
berlebihan. Para calo mulai beraksi hilir mudik mencari pelanggan. Di sepanjang
jalan masuk mereka hadir beriringan menanti ada pelanggan yang nyangkut. Gue
cuma memperhatikan sekenanya saja.
Beli tiket, kita langsung masuk ke dalam. Masuk pertama kali
gue langsung terpena saat ngeliat stand baju wpap. Wow unik banget.
Jarang-jarang ada stand baju yang make gambar wpap. Gue jadi tertarik untuk
buat wpap lagi. Berjalan sedikit kita disambut alunan musik jazzy dari maliq
& d'essentials. Sadis abis. Gue gak tau kalo band pengisinya ada maliq. Gue
langsung menghampiri panggung konsernya. Dengerin satu lagu dari maliq, gue
beranjak ke panggung-panggung yang laen sekalian ngeliat pameran baju
semacamnya juga sekalian ngeliat aksi dari band lainnya. Ternyata hanya sedikit
penonton di panggung lain, mungkin para penonton udah kesedot di panggungnya
maliq & d'essentials. Gue balik lagi ke panggung maliq. Ternyata udah
penampilan terakhir. Gak masalah sih yang penting udah dengerin 2 lagu dari
maliq secara live. Tapi yang jadi masalah itu hp gue udah tewas. Rencana foto
bareng pun sirna.
Beranjak dari panggung maliq, gue menghampiri papan jadwal
tampil band-band yang ada. Gue liat ada efek rumah kaca selanjutnya. Gue
langsung samperin panggungnya. Beruntung efek rumah kaca baru mulai manggung.
Lagu pertama yang dibawakan itu desember. Lagu ini membuat para penonton terbawa
suasana. Ditambah dengan alunan yang classy. Waktunya juga pas di bulan
desember dan juga diiringi oleh rintik hujan. Sorot lampu yang menyapa mata
setiap penonton juga menambah keharmonisan dari lagu yang sedang dibawakan.
Lagu selanjutnya yaitu kau dan aku menuju ruang hampa. Lagu ini juga mampu
menyihir para penontonnya. Di lanjutkan dengan lagu mosi tidak percaya dan
hujan jangan marah. Di lagu balerina, efek rumah kaca mampu membuat para
penonton seakan ikut serta dalam pembawaan lagu tersebut. Lagu yang
ditunggu-tunggu pun akhirnya ditampilkan, ya, di udara. Banyak dari penonton yg
merequest lagu tersebut, termasuk gue. Karna cuma lagu di udara yang gue hapal
abis. Serangkaian lagu dibawakan oleh efek rumah kaca. Terhitung sekitar 8 buah
lagu yang dibawakannya. Kemudain ditutup kembali dengan lagu desember yang
tetap mampu menyihir para penonton.
Selesai dari penampilan efek rumah kaca, kita pulang.
Penampilan efek rumah kaca merupakan penutup penampilan di panggung tersebut.
Perjalanan pulang gue mulai memperhatikan sekitar. Terlihat semakin malam,
penggunanaan pakian para pengunjung semakin tipis saja. Gue bingung. Gue yang
make kaos dan celana panjang ditambah aer mineral *yg terakhir gak penting* aja
masih bisa masuk angin. Apalagi mereka. Yang paling gokil adalah ada seorang
cowok yang hanya menggunakan celana panjang dan tas ransel saja tanpa
mengenakan kaos dibadannya. Gokil. Pulang kerumah langsung dikerokin tuh anak.
Ckckck....
Di tengah jalan hujan rintik terus menemani. Rintikan itu
semakin lama meningkat intensitasnya yang membuat kita harus berteduh. Yak
hujan deres. Hp gue mati. Cocok. Gue cuma bengong sambil menatap air hujan yang
jatuh melewati cahaya lampu jalan. Gue teringat kembali lagu desembernya efek
rumah kaca.
Selalu ada yang
bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang
menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia
menunggu hujan reda
Aku selalu suka
sehabis hujan dibulan desember, Di bulan desember
Sampai nanti ketika
hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas
luka
Sampai hujan
memulihkan luka