Musim penghujan masih mendera sebagian besar wilayah indonesia. Khususnya wilayah bogor sebagai kota yang tersering menyumbang hujannya. Te...

Sepatu basah

/
0 Comments

Musim penghujan masih mendera sebagian besar wilayah indonesia. Khususnya wilayah bogor sebagai kota yang tersering menyumbang hujannya. Terkadang memberikan dampak buruk pada wilayah lain yang daerahnya lebih rendah dari bogor. Disini gua bukan ngebahas tentang wilayah yang terkena dampak dari hujan yang terjadi karena daerahnya lebih rendah dari bogor. Namun sebatas hujan yang terjadi di bogor saja.

Seringnya hujan yang terjadi di bogor ini membuat para warganya siap siaga dalam menghadapi kedatangan sang hujan. Begitu juga untuk para pendatang di kota bogor ini. Kita harus siap sedia payung, mantel, jas hujan dan yang lainnya. Walaupun terkadang ribet untuk membawa barang-barang tersebut, namun barang tersebut memang diperlukan di kala turunnya hujan yang tak menentu ini.

Terkadang hujan yang datang begitu brutal hingga mampu merusak payung-payung yang dibeli dengan harga hasil susah payah di tawar. Payung juga hanya mampu melindungi bagian tengah pada tubuh kita. Selebihnya di bagian bawah dan pinggir bakal habis di serang oleh ait hujan yang deras mengguyur kota ini. Nah ini dia yang menjadi permasalahan apabila terjadi hujan disaat kepulangan gua ke asrama. Payung tak mampu menahan serangan air hujan dari segala penjuru. Gua hanya mampu berlindung di bagian tengahnya saja. Bagian yang lain di babat habis. Terutama adalah bagian bawah. Yak, bagian sepatu gua. Sepatu gua bakal dilahap oleh ganasnya air hujan. Basah. Seluruh permukaannya, dari dalam hingga luar. Gua sih masih mempunyai sepatu yang lainnya, tapi gak tau dah kalo bakal dilahap juga oleh hujan nantinya. Kondisi yang tak menentu juga mengakibatkan susahnya gua untuk menjemur tuh sepatu yang sudah terserang hujan pada hari sebelumnya. Itulah yang mengapa pada postingan sebelumnya gua pergi keluar mencari sepatu pengganti sebagai alternatif apabila bakal dihadapkan lagi dengan hujan yang deras.  

Sepatu gua perlahan mulai di serang satu per satu. Gua mempunya tiga sepatu. Pertama sepatu hitam yang biasa menemani gua dalam mengarungi hujan deras. Sepatu ini biasanya jadi tumbal untuk menghadapi musim penghujan. Kedua sepatu merah yang udah rada buluk plus ada beberapa bagian yang robek. Kalo sepatu ini terkadang saja gua pake buat menerobos ujan, itu juga karna terpaksa. Karna sepatu merah ini lebih biasa gua pake untuk pergi kemana-mana. Ketiga ada sepatu lari gua berwarna putih. Sepatu ini belom pernah gua cuci semenjak hari pembeliannya. Sepatu ini sangat bersejarah di kala dulu gua berlatih daya tahan jantung dan juga stamina. Jadi biar sejarahnya terus terukir pada sepatu tersebut, jadinya gak pernah gua cuci (bilang aja males -__-).

Sepatu hitam gua sudah terkena serangan hujan. Basah. Kini lembab dan belom selesai terjemur sempurna. Gua hanya menyemprotkan parfum ke dalam sepatu tersebut sekenanya agar harum lembabnya sepatu itu berpadu dengan harum parfum. Mungkin dengan begitu bakal tercipta suatu wewangian yang baru, yang bakal merubah sejarah dunia *salah*. Gua hanya menyisakan sepatu merah gua saja. Itu karna sepatu putih gua baru saja di pinjem oleh kakak gua dan sekarang masih dalam proses pencucian. Gua hanya berharap sepatu merah gua mampu bertahan sampai tiba saatnya bertemu dengan sang hujan. Atau gua berharap hidung teman-teman gua sekelas mampu bertahan hingga sepatu hitam gua ini sudah terjemur secara sempurna.



You may also like

No comments:

Powered by Blogger.

Pages