Keluar
/
0 Comments
Minggu awal
perkuliahan masih belum didera dengan padatnya jadwal tiap mata kuliah. Hanya
pertemuan pertama kuliah dan sedikit pengantar materi awal untuk masuk ke
materi utama. Praktikum pada minggu awal ini masih belum diadakan. Dengan masih
terjadinya kekosongan dalam jadwal perkuliahan ini gua manfaatkan untuk pergi
keluar. Keluar mencari sesuatu yang baru. Keluar merefreshingkan diri. Keluar
dalam lingkaran kegiatan gua yang itu-itu aja *gaya banget*. Yang jelas bukan keluar untuk mencari keributan. Gua
anak yang baik kok. Sayang mamah dan papah. Tidak lupa sayang adik dan kakak
juga *apaan sih ini*.
Gua jadi berencana
keluar untuk mencari sepasang sepatu. Ini dikarenakan sepatu gua yang udah gak
berbentuk lagi, robek disana sini. Gua juga bingung, sebrutal apakah gua dalam
menggunakan sepatu. Atau setajam apakah kaki gua hingga bisa merobek berbagai
sisi sepatu gua. Di kota bogor ini juga sering terjadi hujan yang sulit di
prediksi. Apabila saat siang hari sang mentari masih menyampaikan sinarnya,
tidaklah menjadi halangan yang memungkinkan akan turunnya hujan di sore
harinya. Gua sendiri yang kuliah dari pagi hingga sore hari harus menerima
kenyataan itu. Dimana gua harus menerobos sisa-sisa hujan yang terjadi sore
harinya dan menyebabkan sepatu gua menjadi lembab. Dan kalian tau kalo udah
seperti itu sang sepatu akan menghantarkan aroma yang indah sekaligus
menari-nari di sekitar indra penciuman kita. Karna hal itu, gua jadi
membutuhkan alternatif tambahan sepatu.
Hari jum’at jadi
pilihan gua untuk mencari sang sepatu. Pada hari itu jadwal perkuliahan gua
semuanya adalah praktikum yang pada minggu awal belum diadakan. Jadi gua bisa
berpergian keluar. Karna sabtu juga gua tidak ada jadwal perkuliahan, jadinya
gua sekalian berkunjung ke rumah saudara gua yang berada di jakarta selatan.
Gua pergi menuju
suatu pasar swalayan di bogor dekat stasiun. Tulisannya sih BTM, gua gak tau
kepanjangannya apa, atau mungkin emang itu namanya *whatever*. Noraknya adalah
gua baru pertama kali mengunjungi mall ini. Gua lebih sering mengunjungi botani
square daripada mall ini. Akhirnya status kenorakan gua lepas setelah gua pergi
kesana. Masuk pertama kali disana langsung merubah pandangan gua terhadap
tempat perbelanjaan ini. Dari luar terlihat lumayan megah. Namun ketika masuk
kedalamnya itu malah jadi terlihat sesak oleh toko-toko yuang menjualkan
pakaian, tas, sepatu maupun aksesoris lainnya.
Gua berkeliling
sebentar sambil melihat-lihat isi tempat perbelanjaan ini. Tapi tetap ke tujuan
utama gua yaitu mencari sepatu.
Hari itu ternyata
masih dalam rangka perayaan imlek sekaligus valentine apalah itu. Promo
pemotongan harga yang diberikan oleh berbagai pusat perbelanjaan masih
terpampang di segala penjuru barang yang diperjualkan. Masuk ke daerah
penjualan berbagai macam sepatu, gua di sambut diskon disana sini. Potongan
harga yang besar-besaran. Tapi tetap saja harga barangnya telah dinaikkan
sebelumnya, jadi pihak penjual tidak terlalu merugi akan pemotong harga
tersebut. Gua ngeliat sepatu diskon tujuh puluh persen, tapi harga sebelum
pemotongannya juga udah nyolok mata *sakit*. Diskon lima puluh persen gak beda
jauh. Begitu juga dengan diskon yang lainnya. Apalagi yang gak diskon, tetep
gak nyantai harganya. Yang gak terlalu gua senang disini adalah disaat gua
sedang melihat sepatu-sepatu yang ditampilkan itu, sang spg mulai menghampiri
gua dan ngikutin terus kemanapun gua pergi untuk ngeliat sepatu. Watt!!! Gak gitu
juga kali ngikutinnya. Gua butuh sedikit privasi. Gua butuh waktu sendiri untuk
menentukannya. Spg-nya terlalu kepo ngikutin gua. Belum tentu pelanggan
bakal langsung milih apa yang bakal ia
beli. Kalo memang butuh bantuan sang spg, pasti pelanggan bakal manggil kok. Gua
emang rada risih kalo diikutin begini. Gua bukan mau nyolong kakak....
Yap, gua belom bisa
menentukan yang tepat. Gua galau. Gua bingung gimana milih yang paling tepat.
Gua labil. Gak bisa berpresepsi yang kuat untuk menentukan pilihan. Oke gua
pergi dari tempat sepatu tersebut. Meninggalkan spg yg ngikutin gua dari tadi. Meninggalkan
harapan gua untuk mengganti sepatu yang udah buluk ini (bahasa gua udah kayak
apa aja dah). Gua keluar dari pusat perbelanjaan tersebut. Gak disangka di luar
sana telah terbentuk sekumpulan orang. Ternyata sedang diadakan sebuah
pertunjukan barongsai. Pertunjukkan sebagai perayaan hari imlek. Gua tertarik
untuk melihat pertunjukkan tersebut, gua pun menghampiri kerumunan itu. Acara
dimulai dengan tabuhan genderang yang secara semangat dipertunjukkan. Semangat
yang berlebih itu malah memunculkan sebuah kejadian kecil. Disaat sang penabuh
sedang menabuh genderang dengan semangat membara, tongkat pemukul lepas dari
tangan sang penabuh. Namun musik pengiring tetap berjalan, show must go on
kawan! Barulah barongsai masuk dan kemudian menunjukkan gerakan tariannya kesana
kemari mengelilingi kerumunan manusia disana. Disini gua lagi-lagi bersyukur
terlahir dengan tubuh yang proposional dalam ukuran tinggi. Gua bisa melihat
pertunjukkan dengan santai. Orang-orang yang belum mendapatkan tinggi yang
proposional lainnya itu harus berusaha dalam menonton pertunjukkan itu.
Terkhusus mereka yang berada di posisi belakang karna sudah tertutup oleh
orang-orang di depannya.
Pertunjukkan belum
selesai tapi gua udah pergi dari acara tersebut. Gua udah gak kuat berdiri
lama-lama nonton gituan. Gua langsung berangkat ke rumah sodara gua.
Esoknya kakak gua
dateng. Dia ngajakin pergi ke pusat perbelanjaan di dekat rumah sodara gua.
Namanya pejaten village. Di pusat perbelanjaan itu menurut gua lebih keren dari
yang sebelumnya. Mulai dari penataan ruangan hingga barang yang di perjual
belikan. Mulai keliling kembali bersama kakak gua dengan tujuan utama tetap
untuk membeli sepatu. Ternyata disana juga tetap memberikan potongan harga. Harga
yang disuguhkan juga tidak jauh berbeda. Gua tetap pusing milihnya.
Ujung-ujungnya gua gak jadi beli tuh sepatu. Gua tetep make sepatu lama itu. Gua
tetep make sepatu yang udah sobek-sobek itu. Gua tetep make sepatu yang buluk
itu. Sepatu itu udah terlalu sering berjalan melangkahkan kaki bersama gua. Jadi
gua tetap memilih tetap menggunakan sepatu ini untuk keluar bersama.