Bangku titipan
/
0 Comments
Hola hola kawan muda masa kini… Tipe mahasiswa seperti apakah anda? Tipe mahasiswa yang datang tepat waktu? Apabila kuliah pukul 07.00, kalian datang tepat pukul 07.00. Tipe mahasiswa yang datang terlalu awal? Apabila kuliah pukul 07.00, kalian datang pukul 06.00. Ataukah tipe mahasiswa yang datang sesuai batas waktu keterlambatan lima belas menit? Hmmm, yang manapun kalian itu tidak akan menutup kemungkinan kalian bisa memilih kursi sesuai dengan keinginan. Itu semua kerna serangan benda-benda yang nemplok begitu saja disebuah bangku kosong tanpa jiwa. Yap. Bangku titipan.
Anda-anda para mahasiswa pasti perna menemukan kejadian seperti ini.
Disaat kuliah mulai memasuki waktunya. Disaat pintu kelas yang bolak-balik
berdecit karna kedatangan mahasiswa yang terus menerus. Disaat itu pula anda
baru hadir dan ingin menempati bangku yang lumayan jauh dari depan muka sang
dosen namun tidak terlalu belakang pula. Tempat pas dimana bisa memperhatikan
sekaligus menyembunyikan kehadiran ditengah kerumunan. Namun ketika ingin
menempati bangku tersebut anda dihadapkan oleh sebuah benda pengganjal, entah
tas atau buku yang membungkam niat anda. Bangku tersebut sudah dipesan. Entah
siapa yang memesannya. Sang pemesan pun entah akan masuk atau tidak. Mau tidak mau anda harus mencari tempat lain yang
tidak sesuai ekspektasi awal. Nikmati saja.
Saat ini sering sekali bangku-bangku sudah dipesan untuk orang-orang
tertentu. Orang yang mengaku dirinya telat. Orang yang memang sengaja agar bisa
ngobrol asik sesama temannya. Orang yang memesankan untuk pasangannya. Orang
dengan gerombolan temannya. Nah, yang paling mengesalkan adalah orang dengan
gerombolan temannya. Tipe ini sungguh mengerikan. Anda akan melihat sederet tas
dari ujung kiri hingga ujung kanan. Satu baris tertentu tidak akan anda
dapatkan tempat duduknya. Itu khusus hanya untuk teman gerombolan yang katanya
selalu bersama itu. Itu khusus umtuk tempat mereka ngobrol atau tidur sejenak
dan ketika mendapat pertanyaan berharap segerombolan itu membantunya. Terlihat
seperti itu.
Terkadang ada suatu matakuliah dengan jumlah mahasiswa yang cukup
padat. Dimana seharusnya bangku terisi penuh apabila tidak ada yang cabut atau
melakukan tanda tangan sakti. Nah, disaat itulah tidak mengasyikkan melihat
mahasiswa yang telat dan ingin duduk dengan segera masih mencari tempat karena
beberapa bangku sudah dipesan. Mereka terus bertanya-tanya tentang kepemilikan
bangku yang ingin diduduki. Harus seperti itu, hingga dapat. Terus berulang.
Yah, mungkin terkadang kita perlu “nitip” bangku apabila memang dalam
kondisi yang mempet. Tapi kalo keterusan kan tidak bagus juga. Memangnya kita harus
sebangku dengan orang yang sama terus setiap saat? Berarti kemampuan kita
bersosialisasi hanya sebatas itu saja kan. Jadi terlihat seperti kita sendiri
yang membatasi kemampuan sosialisasi kita bukan. Yah, namun tidak bisa
disalahkan hal yang seperti itu. Memang mengasyikan duduk berdampingan dengan
orang yang sangat kita kenal apalagi seorang yang spesial. Lebih seru. Lebih
asyik. Lebih santai. Lebih nyaman.