Di suatu hari yg cerah, tak secerah hatiku tapi secerah hatimu *apasih, lele dan tabis yg sudah berba...

Kisah dari sebuah monitor part II

/
1 Comments

Di suatu hari yg cerah, tak secerah hatiku tapi secerah hatimu *apasih, lele dan tabis yg sudah berbaikan kembali kini mulai menjalani kehidupan seperti biasa, makan seperti biasa, muka biasa, nonton seperti biasa, berenang seperti biasa. Sungguh tidak ada yg luar biasa dilewati selama beberapa hari ini. Sampai suatu hari, bel rumah mereka pun berbunyi, telepon mereka berbunyi, TV berbunyi, radio berbunyi, bahkan pantat tabis pun berbunyi (oh, itu kentut). Ternyata ada yg dating kerumah mereka. Dia menggunakan baju kecil imut-imut mau muntah gmana gitu. Rambutnya yg terurai seperti model iklan sampo hewan berasa sedap menusuk-nusuk mata. Dengan perut yg agak memuncit dengan sedikit tonjolan yg muncul di perutnya, dia memperkenalkan diri, namanya adalah bora the bodongers yg merupakan kerabat jauh dimata dekat dipantat (loh?) lele dan tabis.

Lele dan tabis mempersilakan si bora masuk kerumahnya . Bora langsung menceritakan maksud dan tujuan dia dating kerumah lele dan tabis. Ternyata dia kesini untuk meminta tolong untuk menemaninya mengantarkan seuah barang ke suatu rumah. Mereka pun setuju untuk menemani bora karna lagi kga da kerjaan. Tapi lele dan tabis ingin mengetahui apa barang yg ingin diantar oleh bora. Mereka membuka kotak yg d bawa bora dan isinya adalah….. oh, ternyata isinya adalah seuah monitor. Lele dan tabis terdiam sejenak, mereka mengingat masa-masa indah saat ada monitor dahulu kala, saat mereka bertengkar, saat mereka baikan, saat mereka berlomba renang (hah?). Tanpa ingin mengingat lagi hal-hal yg terjadi dulu, mereka segera berangkat. Lele dan tabis pun menyiapkan baju kebangsaan mereka.

Diluar rumah, bora menjelaskan rute yg akan meleka lewati. Mereka akan melewati gunung, sungai dan rumah yg dituju. Hmmm, mereka langsung berpikir, spertinya dimasing-masing rute ini lele dan tabis punya kemampuan yg pas. Tabis yg suka lari-lari kga jelas ni merasa jago pas di rute pertama, yaitu pegunungan. Lele yg biasa berenang d empang-empang, merasa jago di rute kedua, yaitu sungai. Tapi mereka bingung, kok si bora bisa tau rutenya ya, hebat. Karna tidak ingin melihat mereka bingung, si bora langsung menunjukkan kemampuannya. Bajunya dilepas, lalu sesuatu yg menonjol dibajunya itu ternyata udel si bora bodong, waaaaaah. Namun disitu kemampuannya, bodongnya bisa menunjukkan arah kmana harus pergi. Lele dan tabis pun terpesona akan kemampuan si bora. Perjalanan pun dimulai.

Mereka mulai memasuki daerah pegunungan. Tabis yg tak sabaran langsung lari-lari kga jelas sambil loncat-loncat. Mereka langsung terpisah seketika. Suasana suram menghampiri mereka. Sambil mencari tabis, lele dan bora melanjutkan perjalanan. Mereka kebingungan, karna gunung yg mereka lewati itu sangat luas. Mereka terus mencari tabis, mereka mencari dan terus mencari. Jalur yg dilalui smakin sulit, mereka berfikir apa si tabis bisa melewati jalur ini? Tapi si lele yg sudah mengetahui kemampuan tabis biasa saja. Mereka berhenti sejenak. Ternyata lele ingat, kalo si tabis mo ngluarin kemampuannya, di harus ada di puncak bukit ato daerah yg lebih tinggi disekitar dia (radius 1cm, hoh?). Lalu lele dan bora segera mencari tempat tertinggi digunung itu. Setelah mendaki gunung, melewati lembah, bersama teman bertualang, akhirnya mereka menemukan tabis yg sedang asik makan kue dorakaki. Oh…
Mereka melanjutkan perjalanan. Namun ditengah perjalanan mereka bertemu ninja batori. Tak disangka dan tak diduga, ternya si batori sedang tersesat karna bermain-main mendaki gunung melewati lembah bersama teman bertualang. Karna kasian, lele, tabis dan bora pun meninggalkannya (loh?). Mereka tidak peduli, karna perjalanan kebarata masi sangat jauh (???). Sehabis istirahat sebentar, mereka bertemu lagi dengan seseorang berwarna ijo, pake baju iji, kolor ijo, jubah ijo dan entah setelah beberapa lama baru diketahui bahwa orang itu bernama pikolor. Sama seperti sebelumnya, ia juga tersesat, tpi bukan karna bermain-main mendaki gunung melewati lembah bersama teman bertualang. Ia benar-benar tersesat, ia juga tidak tau knapa bisa lewat gunung ini. Dengan kebesaran hati, mereka bertiga juga meninggalkannya, oh…  Bora pun berfikir, kenapa banyak yg terssesat di gunung ini. Hmm, dia berfikir dan berfikir, berfikir dan berfikir, berfikir dan kentut. Ternyata dia baru sadar kalo ni gunung namanya ‘gunung sesat’, jadi kalo tidak berhati-hati siapa saja bisa tersesat.
Bora : Tenang kawan-kawan, aku punya benda ajaib dari borangeong (sambil ngluarin bendanya dari tas ajaib)
Lele dan tabis : (terkagum melihat sesosok cahaya yg tiba-tiba muncul dari dalam tasnya)
Bora : Wah, barangnya tidak mau keluar.
L & T : (bingung)
Bora : Aku tau!! Ayo katakana atlas!! katakan atlas!!
L & T : aatlaaa~ss
TRRIIIINGGG!!! Ajaib bisa berubah warna (loh?). Tiba-tiba keluar atlas dari dalam tas bora. Dengan brutal si lele dan tabis langsung mengambil atlas tersebut dan alhasil atlasnya sobek belah dua (ohh…). Mereka melanjutkan perjalanannya tanpa atlas tersebut dan akhirnya mencium bau sungai. Mereka terus menelusurinya dan sampa juga pada sungai, yaitu rue perjalanan kedua.

Mereka beristirahat sebentar dipinggir sungai sambil mencari-cari apa ada jembatan untuk menyebrang. Lele yg daritadi bersedih karena gagal mengeluarkan kemampuannya karena arus yg sangat deras hanya termenung saja. Kalo dia memakksakan diri unuk menyebrang dengan kemampuannya ia akan terbawa arus layaknya pup dalam ukuran besar yg mulus skali melaju di air. Tabis melihat ada jembatan dekat mereka yg jaraknya sekitar 300 m. Tabis pun berlari kesana.
Bora: apa kalian melihat anda jembatan?
Lele : itu disana…
Bora: (diam sebentar) apa kalian melihatnya?
Tabis : ITTTUUUU!!!! (balik lagi sambil melancarkan hyper punch kemuka bora)
Mereka segera menyebrang melewati jembatan itu. Tiba-tiba muncul serigala pencuri. Ia berniat mencuri kotak yg dibawa bora. Mereka bertiga mundur perlahan. Serigala maju. Mereka maju, seigala mundur, serigala maju, mereka mundur, setelah itu mereka menari (oh kga).
Bora : kita harus bernyanyi kalo dia mau pegi
L & T : tapi nyanyi apa?
Bora: ikuti aku
L & T : (sambil mengikutinya)
Bora : si serigala anak nakal, suka mencuri ketiak (??) ayo lekas ditangkap! jangan di beri ampun
L&T : (melanjutkan) HAP!! Lalu ditangkaaaaap….
Muncul secara tak diduga polisi yg segera menangkap sang serigala. Akhirnya masalah beres. Mereka melanjutkan lagi perjalanannya.

Mereka telah selesai melewati sungai dan akhirnya menemukan tujuan akhir perjalanannya, yaitu rumah orang yg ingin diantarkan barangnya. Sebelum bora bertanya, lele dan tabis menutup mulut si bora dan membawanya lari kerumah yg dituju. Tanpa berlama-lama mereka sampai ke rumah tersebut. Haaah, rasa lelah terpancar di muka lele dan tabis dan rasa senang mengampiri pemilik rumah dan bora. Saking senangnya bora langsung teriak “Berhasil, berhasil, horeee!!” “Libur telah tiba! Libur telah tiba! Hore, horeeee!!!”… (setelah itu mereka nyanyi-nyanyi kga jelas).

Akhirnya perjalanan panjang telah mereka lewati untuk sampai kerumah ini. Mereka bersiap-siap untuk pulang sehabis pesta barusan. Bora bersiap-siap. Mereka segera pulang kembali dan perjalanan mereka dimulai kembali…..

Bora: Kita harus melewati sungai, terus gunung, dan sampai rumah kalian. AYOOOO!!!
L&T : OOOOOOHHHHH, TIIIDAAAKKK!!!!



You may also like

Powered by Blogger.

Pages